Konten Media Partner

Prabowo Ingin Pindahkan Makam Pangeran Diponegoro, Sultan HB X: Enggak Usah

14 Juli 2023 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang juga Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menanggapi keinginan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro.
ADVERTISEMENT
Prabowo ingin makam Pangeran Diponegoro yang kini berada di Makassar, Sulawesi Selatan, dipulangkan ke kampung halamannya, yakni ke Yogyakarta.
Berbeda dengan Prabowo, Sultan HB X justru memilih supaya makam Pangeran Diponegoro tetap di Makassar dan tidak perlu dipindahkan.
“Kalau (menurut) saya enggak usah (dipindah),” kata Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (14/7).
Menurutnya, selama ini masyarakat di Makassar juga selalu menghargai dan menghormati sosok Pangeran Diponegoro. Karena itu, tidak ada urgensi untuk memindahkan atau memulangkan makam Pangeran Diponegoro dari Makassar ke Yogya.
“Pangeran Diponegoro di sana juga dihargai oleh masyarakat dan masyarakat di Makassar juga menjaga. Saya kira tidak perlu harus diputar ke Jogja,” ujarnya.
Makam Pangeran Diponegoro di Makassar. Foto: Makassar Indeks
Sebelumnya, Prabowo Subianto sempat menyampaikan keinginannya untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro ke Yogya. Hal itu dia sampaikan saat menjadi pembicara dalam forum Rakernas XVI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Makassar pada Kamis (13/7) kemarin.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Pangeran Diponegoro sudah terlalu lama dibuang dari kampung halamannya sejak berperang melawan Belanda. Kini, setelah Indonesia merdeka, menurutnya akan lebih baik jika makam Pangeran Diponegoro dipulangkan ke kampung halamannya di Yogya.
“Ada baiknya, kita kembalikan makamnya Pangeran Diponegoro ke kampung halamannya lagi,” kata Prabowo Subianto, Kamis (13/7).
“Perlu kita pikirkan, seorang yang berjuang, tertawan oleh musuh, puluhan tahun dibuang, tidak boleh kembali ke kampung halamannya di saat Indonesia merdeka, mungkin saya sodorkan suatu pemikiran dengan seizin rakyat Sulawesi Selatan, kita kembalikan beliau ke kampung halamannya sendiri,” ujarnya.