Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Psikolog UGM: Kebanyakan Mikir Masa Depan Tingkatkan Risiko Kena Gangguan Mental
11 Juli 2022 20:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Nida Ul Hasanat, mengungkapkan bahayanya terlalu banyak memikirkan masa depan atau hal-hal yang belum terjadi. Pasalnya, hal itu akan membuat seseorang mengalami overthinking.
ADVERTISEMENT
Dalam kajian psikologi, overthinking dimaknai sebagai cara berpikir yang berlebihan dan arahnya negatif.
“Overthinking ini sebenarnya terjadi ketika memikirkan hal-hal yang belum terjadi,” kata Nida dikutip dari siaran pers UGM, Senin (11/7).
Misalnya ketika seorang mahasiswa merasa cemas dan takut saat akan melakukan presentasi. Dia berpikir negatif dan tidak percaya dengan dirinya sendiri saat presentasi seperti menganggap suaranya jelek sehingga materinya tidak tersampaikan, takut dinilai jelek, dan sebagainya.
Atau seseorang yang mengkhawatirkan masa depannya setelah lulus, takut tidak dapat pekerjaan, takut tidak bisa membahagiakan orang yang dia sayang, atau tidak bisa memenuhi ekspektasi orang-orang terhadap dirinya. Padahal, semua ketakutan dan kecemasan itu belum tentu terjadi dan hanya berada dalam tataran pikirannya saja.
ADVERTISEMENT
“Kecemasan dan ketakutan akan hal yang belum terjadi maupun masa depan ini muncul karena orang itu overthinking,” lanjutnya.
Nida mengatakan, jika terjadi terus menerus, overthinking dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. Misalnya stress karena otk terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum pasti secara berlebihan. Hal itu akan membuat seseorang mengalami gangguan mental.
“Banyak orang menjadi bermasalah karena sudah over itu tadi. Bisa mengalami gangguan mental karena tidak bisa lagi membedakan antara realitas dengan yang sebenarnya baru ada dalam pikiran,” ujarnya.
Untuk menghindari gangguan mental karena terlalu banyak memikirkan masa depan yang tak pasti, maka seseorang mesti berpikir secara rasional, mengelola pikiran, dan segera menyadari jika yang dia pikirkan sudah mengarah pada overthinking.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, seseorang perlu membangun pikiran positif agar tidak tenggelam dalam pemikiran negatif. Salah satunya dengan mengucapkan kata-kata positif pada diri sendiri, yang biasa disebut sebagai afirmasi.
Misalnya kata-kata, ‘Saya tidak seburuk yang saya pikirkan’ atau ‘Tenanglah, semua akan baik-baik saja’. Afirmasi itu menurut Nida cukup ampuh untuk membantu seseorang mengurangi overthinking.
“Selain itu, berkegiatan seperti menekuni hobi atau olahraga juga bisa menjadi cara pengalihan agar tidak terlalu sering berpikir tentang diri sendiri, yang dapat memunculkan overthinking,” kata Nida Ul Hasanat.