Konten Media Partner

Puncak Gebyar Keistimewaan DIY: Pastikan Manfaat Nyata untuk Masyarakat

1 September 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fanny Soegi menjadi pengisi acara utama dalam malam puncak Gebyar Keistimewaan 2024 di Lapangan Minggiran, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Fanny Soegi menjadi pengisi acara utama dalam malam puncak Gebyar Keistimewaan 2024 di Lapangan Minggiran, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peringatan 12 Tahun Undang-Undang Keistimewaan (UUK) DIY menjadi momen penting untuk memperkuat komitmen dalam menjaga dan mengembangkan keistimewaan Yogyakarta. Tujuannya adalah memastikan bahwa keistimewaan ini memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat, baik di kota maupun di pelosok desa.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya pada malam puncak Gebyar Keistimewaan 2024 di Lapangan Minggiran, Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta, Aris Eko Nugroho, Plh Asisten Setda DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat, menegaskan bahwa keistimewaan DIY harus terus berkembang untuk kepentingan masyarakat.
"DIY memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keistimewaan ini memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Terdapat lima tujuan utama, yaitu tata kelola pemerintahan yang baik, pelestarian budaya, pemanfaatan tanah Kasultanan dan Kadipaten, pengembangan pendidikan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar Aris, Sabtu (31/8) di malam puncak Gebyar Keistimewaan 2024.
Aris Eko Nugroho memberikan tumpeng kepada salah satu birokrat pemangku keistimewaan. Foto: Dok. Istimewa
Selama 12 tahun, DIY telah menunjukkan berbagai pencapaian yang berdampak positif bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY yang mencapai angka 81,8 pada tahun 2023, salah satu yang tertinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan kerja keras dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing," kata Aris yang juga mengemban amanah sebagai Paniradya Pati Kaistimewan DIY.
Di bidang pelestarian budaya, berbagai program seperti Festival Budaya Yogyakarta dan revitalisasi situs-situs bersejarah telah dilakukan, menunjukkan komitmen kuat DIY. Pendidikan berbasis budaya lokal juga terus dikembangkan, menjadi pilar penting dalam menjaga warisan budaya.
"Bahkan, Sertifikat Warisan Dunia dari UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta, juga dapat kita raih," imbuhnya.
Pemanfaatan tanah Kasultanan dan Kadipaten juga diarahkan untuk kemakmuran rakyat, dengan menjaga keadilan sosial dan kelestarian lingkungan. "Tanah ini bukan sekadar sumber daya ekonomi, tetapi bagian dari identitas kita sebagai warga Yogyakarta," ungkap Aris.
ADVERTISEMENT
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, aspek pemerataan sangat diperhatikan. Aris menekankan bahwa setiap warga, dari kota hingga pelosok desa, harus merasakan manfaat keistimewaan ini agar tidak ada yang tertinggal dalam arus kemajuan.
"Ke depan, saya berharap agar kita semua terus menjaga semangat gotong royong, kebersamaan, dan inovasi demi keistimewaan DIY," harapnya.
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Kaistimewan DIY, Tri Agus Nugroho, membacakan sambutannya. Foto: Dok. istimewa
Kepala Bidang Perencanaan dan Pengendalian Urusan Keistimewaan Paniradya Kaistimewan DIY, Tri Agus Nugroho, menambahkan bahwa peringatan 12 Tahun UUK DIY adalah momentum introspeksi untuk melihat apa yang telah dicapai bersama demi kesejahteraan masyarakat.
"12 Tahun UUK DIY telah cukup memberikan pondasi yang kuat untuk menuju tercapainya tujuan keistimewaan ke level yang lebih tinggi. Yakni mewujudkan kemuliaan dan kejayaan Keistimewaan DIY, sebagaimana dicita-citakan oleh para leluhur bumi Mataram," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 487 kegiatan digelar di seluruh kabupaten/kota selama 30 hari, melibatkan masyarakat, pemerintah, dan berbagai elemen sosial. Perayaan ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebuah perwujudan rasa bangga dan cinta terhadap budaya serta identitas lokal yang telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho, memberikan tumpeng kepada Widihasto Wasana Putra. Foto: Dok. Istimewa
Adapun Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra, mengatakan bahwa peringatan 12 tahun disahkannya UUK DIY --khususnya bagi pemangku kebijakan— bisa mendorong pemajuan kebudayaan dan sekaligus di saat yang sama memajukan perekonomian masyarakat kecil.
“Saya berharap neraca belanja program dana keistimewaan ke depan selain bisa memajukan kebudayaan sekaligus secara bersama-sama menggerakkan sektor perekonomian masyarakat kecil. Sehingga budaya dan ekonomi rakyat kecil menjadi fondasi dan rumah yang kokoh bahkan di saat ada gempa,” papar Widihasto di mana pada tahun ini Sekber Keistiemawaan DIY menjadi mitra terselenggaranya malam puncak Gebyar Keistimewaan.
ADVERTISEMENT