Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Punya Banyak Desainer Berbakat, Yogya Ingin Jadi Pusat Fesyen Dunia 5 Tahun Lagi
9 Agustus 2023 16:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang menyiapkan diri untuk menjadi salah satu pusat fesyen di dunia. Dengan banyaknya desainer berbakat dan kuatnya sektor industri kreatif, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY yakin visi itu bisa tercapai dalam waktu lima tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Syam Arjayanti, setelah acara peluncuran program Fashion Young Entrepreneur Academy, yang bertujuan untuk menginkubasi desainer-desainer muda berbakat yang dimiliki Yogya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Rabu (9/8).
Syam mengatakan bahwa program inkubasi bisnis ini merupakan titik awal untuk menjadikan Yogya sebagai salah satu pusat fesyen di dunia. Ada 25 desainer fesyen level menengah yang mengikuti program inkubasi ini yang kemampuannya akan diasah untuk bisa bersaing di level global.
“Kita punya desainer-desainer muda yang tumbuh terus berkembang dengan inovasi yang tiada hentinya,” kata Syam Arjayanti, Rabu (9/8).
Selain punya banyak desainer berbakat, Yogya juga memiliki batik yang kualitasnya sudah diakui dunia. Apalagi sebagai kota pariwisata, Yogya juga banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai negara di dunia. Hal ini bisa sekaligus menjadi ajang promosi produk-produk fesyen lokal yang ada di DIY.
ADVERTISEMENT
“Nanti kalau brand kita sudah jadi, nanti orang dari seluruh dunia akan mencari fesyen itu di Yogya. Jadi orang akan ke Yogya untuk mencari brand-brand fesyen milik kita,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini ekspor produk fesyen Yogya sebenarnya sudah cukup besar. Ke depan, Yogya menurutnya akan fokus untuk meningkatkan kualitas produk fesyen yang dihasilkan oleh para desainer lokal.
“Jadi jumlahnya nanti boleh kecil, tapi nilai ekspornya besar. Itu yang akan kita sasar,” kata dia.
Sejumlah event yang dimiliki Yogya menurut dia juga akan digunakan sebagai media promosi produk fesyen lokal, salah satunya adalah Jogja Fashion Week (JFW). Biasanya, JFW hanya diikuti oleh desainer-desainer lokal. Tahun ini, JFW menurut dia akan mendatangkan sejumlah desainer nasional dan internasional, sehingga skalanya akan lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Nanti arah ke depannya akan lebih banyak desainer-desainer yang akan kita datangkan pada saat di pameran-pameran yang kita miliki untuk mengenalkan brand-brand kita. Kita juga akan mengikuti fashion show fashion show yang ada di luar negeri,” ujarnya.
Mulai tahun depan, Pemda DIY menurutnya juga akan membangun Hotel Mutiara sebagai pusat produk fesyen dan turunannya yang dihasilkan oleh para desainer lokal.
“Target kita di lima tahun itu fesyen kita sudah betul-betul go global. Produk kita semakin dikenal di internasional dan nilai ekspor kita bisa meningkat,” kata Syam Arjayanti.
Pembina Jogja Fashion Dunia yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DIY, Robby Kusumaharta, mengatakan bahwa visi menjadikan Yogya sebagai salah satu pusat fesyen dunia adalah visi yang realistis, bukan visi yang muluk-muluk.
ADVERTISEMENT
Bahkan, peluang Yogya menurutnya sangat besar karena memiliki sektor industri kreatif, budaya, dan wisata yang sangat bagus. Selain itu, Yogya juga telah memiliki bandara internasional baru dengan kapasitas mencapai 20 juta orang per tahun.
Dari sisi pengembangan talenta, Yogya juga memiliki banyak sekali lembaga pendidikan yang bisa membantu untuk terus melahirkan talenta-talenta berbakat di bidang fesyen.
“Dan jangan lupa, 20 tahun lalu Yogya itu salah satu pelaku ekspor fesyen utama di bidang kerajinan dan fesyen. Dengan kita punya airport baru, tourism-nya bergerak besar, sangat mungkin kita bisa lebih sukses dari 20 tahun lalu,” kata Robby Kusumaharta.