Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Rahasia Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng Sekarang Begitu Berkelas
26 Januari 2024 17:18 WIB
·
waktu baca 6 menitDiperbarui 2 Juni 2024 17:04 WIB
ADVERTISEMENT
Warung bebek tapi berkelas. Parkirannya begitu luas, masuk ruangan langsung nyes, adem, karena ber-ac. Sensasinya mirip dengan memasuki resto-resto mewah waralaba global. Dan kebetulan, Bebek Goreng H. Slamet satu ini memiliki cabang di Jalan Godean, Sleman, DIY, yang bersebelahan persis dengan resto waralaba global. Kemewahannya tampak mirip sekali.
ADVERTISEMENT
“Rahasianya karena cuaca makin panas,” kata Manager Regional Waroeng Group, Heri Jatmiko, pekan ini, kepada Pandangan Jogja saat ditanya apa yang membuat Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng sekarang menjadi begitu luas dan mewah.
Untuk diketahui Bebek Goreng H. Slamet merupakan brand legenda bebek goreng tanah air yang berdiri sejak 1986. Tapi khusus yang di bawah manajemen Waroeng Steak -yang kemudian bernama Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng- baru dimulai pada 2007 dan kini telah memiliki 17 cabang di seluruh Indonesia.
Dan sejak 2021 lalu, Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng pelan-pelan mengalami perubahan atau transformasi besar-besaran.
Perubahan pertama terjadi di cabang Sumatera. Heri menjelaskan outlet baru di Sumatera pada 2021 menjadi outlet pertama Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng dengan luasan lahan minimal 1.000 meter dengan ruang ber-ac yang luas, pilihan non ac, dan parkir yang luas.
ADVERTISEMENT
“Intinya kita membaca ada keinginan konsumen bahwa makan bebek goreng, pedas, mustinya ruangannya ber-ac sehingga makin nikmat makannya. Cuaca makin panas, kalau tidak ada pilihan ac, konsumen merasa kurang nyaman,” jelas Heri.
Kata kuncinya adalah memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen.
“Karena kita mau memberikan segala sesuatunya agar konsumen benar-benar terpuaskan. Tidak hanya produk saja, tapi juga keseluruhannya, tempat makannya, dan juga pelayanannya,” kata Heri.
50 Kali Makan Bebek Goreng H. Slamet
Perubahan tampilan warung Bebek Goreng H. Slamet sangat dirasakan oleh Yanto dan keluarga, dari Subang, Jawa Barat. Pada akhir pekan lalu, Yanto dan keluarga sedang menikmati Bebek Goreng H. Slamet cabang Jalan Godean.
Yanto bilang sudah 50 kali lebih makan di Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng sejak 2017 lalu di cabang pertamanya yang ada di Jalan Gejayan.
ADVERTISEMENT
“Setiap ke Jogja nengok anak-anak kuliah di sini selalu makan Bebek Goreng H. Slamet. Selalu. Wajib. Terhitung sudah 50 kali lebih ke Jogja, selalu mampir. Pulang juga bungkus,” kata Yanto.
Sebagai seorang pelanggan ‘Die Hard’ Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng, Yanto bahkan merayakan anniversary perkawainannya pada 28 November lalu di resto ini. Yanto mengajak 20 orang kerabatnya untuk makan besar di Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng cabang Godean.
Dan Yanto merasakan perubahan konsep Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng menjadi begitu mewah, dengan parkiran luas dan ruang ber-ac luas, sangat cocok untuk segala keperluannya termasuk merayakan anniversary perkawinan.
“Kalau ruangan belum ber-ac dan parkiran susah, kebayang kan bagaimana kita mau selenggarakan acara bersama keluarga besar? Ini restoran hebat, warung luar biasa. Lezat bebeknya dan konsep yang sekarang ini begitu mantab. Saya bangga benar jadi konsumen langganannya,” papar Yanto.
ADVERTISEMENT
“Rasanya lezat tiada dua. Bersih, ber-ac, pelayanan mantab, harga bersahabat, top!,” tambah Yanto.
Yanto mengaku baru 4 kali mencoba Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng dengan konsep baru yang ada di Jalan Godean ini. Sebelumnya ia selalu makan di Cabang Gejayan atau Ngampilan. Bahkan Yanto belum tahu, kalau cabang Pojok Benteng Timur yang sekarang pindah ke Jalan Parangtritis No. 197 B, Sewon, Bantul, DIY, memiliki luas 2.500 meter atau 2,5 kali lebih besar dari Cabang Godean.
“Oh ada yang lebih luas lagi? Bulan depan ke Jogja lagi saya akan coba ke sana,” kata Yanto.
Mulai dari Jogja pada 2007, 14 Tahun Kemudian…
Bukan waktu pendek bagi Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng untuk melakukan perubahan konsep resto. Pertama kali buka pada 2007, baru 14 tahun kemudian -pada 2021- Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng melakukan transformasi atau perubahan konsep yakni dengan lahan minimal 1.000 meter dan ruang ac yang lebih luas dari yang non ac.
ADVERTISEMENT
“Upgrade, naik level diawali dengan pembukaan outlet baru di wilayah Sumatera pada 2021 yakni di Lampung, Medan, dan kemudian Padang. Untuk Jogja, dari 4 outlet, baru 2 outlet yang sudah upgrade, yang 2 lagi akan menyusul,” jelas Manager Regional Waroeng Steak and Shake, Heri Jatmiko.
Heri menjelaskan, manajemen by Waroeng menyadari bahwa market utama bebek adalah kalangan menengah ke atas. Pertumbuhan segmen konsumen menengah atas tersebut begitu cepat dan mereka memiliki harapan tersendiri akan pengalaman makan. Hidangan yang lezat tentu saja syarat utama agar segmen tersebut mau menjadi pelanggan. Tapi ternyata itu saja belum cukup.
Pertama tentu saja masalah parkir. Segmen menengah atas mayoritas memakai mobil sehingga jika hanya mengandalkan badan jalan, tidak akan banyak yang bisa dilayani dari segmen tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dan kedua adalah ruangan ber-ac. Segmen menengah atas ini ingin kenyamanan. Makan bersama keluarga, teman kantor, kalau warungnya panas, ya mereka pilih ke waralaba global donk yang ruangannya dingin. Kita ingin selevel dengan waralaba global untuk servis konsumen Indonesia,” kata Heri.
Dan upgrade resto ini ternyata langsung disambut antusias oleh segmen konsumen bebek goreng. Dengan luas lahan 1.000 meter lebih, outlet Bebek Goreng Cabang Godean yang merupakan pindahan dari outlet Cabang Ngampilan, langsung merasakan peningkatan omset hingga 100 persen.
Kok bisa meningkat pesat padahal baru 2,5 bulan Cabang Godean berdiri? Heri menjelaskan dengan daya tampung lebih besar tentunya konsumen yang bisa dilayani jadi lebih banyak. Dengan kenyamanan ruangan yang ada, habit konsumen juga berubah yakni konsumen rombongan makin banyak, serta menu pesanan juga mengalami peningkatan.
ADVERTISEMENT
“Penjualan es campur, es kelapa, meningkat pesat. Es teh tetap nomor 1 penjualan tapi menu-menu lain yang harganya relatif lebih tinggi, jadi laku banyak. Ruang mempengaruhi cara konsumen memesan menu, ternyata,” kata Heri.
Dalam waktu dekat, Heri dapat bocoran dari manajamen bahwa Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng yang di Cabang Ring Road Jombor akan pindah dan sekaligus melakukan upgrade level.
“Informasinya terkena dampak tol Jogja-Solo. Kita tunggu saja bagaimana manajemen Waroeng Group saja saya ngikut. Yang di Cabang Gejayan sepertinya belum dalam waktu dekat akan upgrade, tapi info pastinya tidak di saya, tapi di manajemen,” terang Heri.
Heri berharap di 2024 ini Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng bisa menambah jumlah outletnya. Tidak saja melakukan pindahan dan upgrade namun membuat outlet baru. Dengan 2 outlet pindahan yang lebih meminggir, yakni Jalan Godean dan Jalan Paris, ada segmen di pusat Kota Yogya yang belum bisa dilayani oleh H. Slamet by Waroeng.
ADVERTISEMENT
“Saya sih harapannya Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng punya 1-2 cabang di pusat Kota Yogya. Ini harapan ya, semoga manajemen diberi kemudahan dan kelancaran sehingga tahun ini bisa nambah cabang di pusat kota,” pungkas Heri.
Sebagai informasi 17 cabang Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng terdapat di Yogya 4 cabang, Malang 4, Lampung 2, Padang 1, Medan 3, Depok 1, Kelapa Dua 1, dan Makasar 1 cabang.