Rektor UGM: Mulai Tahun Ini KKN UGM Akan Mulai Serius Atasi Masalah di Yogya

Konten Media Partner
5 Agustus 2022 20:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UGM Ova Emilia. Foto: Dok. Humas UGM
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UGM Ova Emilia. Foto: Dok. Humas UGM
ADVERTISEMENT
Rektor UGM, Ova Emilia, mengatakan bahwa UGM akan mendorong Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswanya untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah riil yang ada di tengah masyarakat sekitar Yogyakarta, termasuk masalah kekerasan.
ADVERTISEMENT
"Supaya hasil kerja dari mahasiswa ini dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar secara berkelanjutan, tidak hanya saat mereka ada di sana," kata Ova Emilia saat mengunjungi mahasiswa KKN di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, Jumat (⅝).
Kendati demikian, hal itu tidak berarti akan membuat UGM meniadakan kegiatan KKN di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Alih-alih sebagai pengganti konsep KKN yang sudah ada, KKN Komunitas bertujuan untuk memperkaya dan memperluas manfaat dari program KKN.
"Sebelumnya memang sudah dilakukan, namun memang belum menjadi perhatian serius. Tahun ini kita akan mulai memberikan perhatian yang lebih serius," jelasnya.
Mahasiswa UGM. Foto: Dok. Humas UGM
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Arie Sujito menjelaskan UGM sedang menyiapkan KKN Komunitas. Konsepnya, mahasiswa nantinya akan bekerja sama dengan kampung-kampung di sekitar kampus untuk mengelola sumber daya yang ada.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai, kampung-kampung di Yogyakarta merasa tidak diperhatikan oleh perguruan tinggi. Yang akhirnya akan membuat mereka menganggap kampus hanya menjadi beban saja bagi Yogyakarta.
Arie berharap, kampung, asrama, atau kos, tak sekadar menjadi tempat mahasiswa tidur dan belajar saja. Tapi mereka juga mesti bertanggung jawab untuk memberdayakan masyarakat setempat serta mencari solusi dari masalah-masalah yang ada.
"Seperti masalah-masalah kekerasan, kayak klitih atau tawuran seperti di Babarsari kemarin, hingga upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, misalnya pengembangan UMKM," lanjutnya.
Salah satu langkah konkritnya misalnya dengan melakukan pengelolaan asrama-asrama mahasiswa dari berbagai daerah yang ada di Yogya. Asrama-asrama itu bisa dirangkul untuk melakukan kegiatan bersama, termasuk diajak ikut serta menyelesaikan permasalahan kekerasan di Yogyakarta.
"Sehingga stigma tawuran antaretnis yang saat ini ada di Yogya bisa kita cegah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
KKN Komunitas ini menurut dia telah dimasukkan ke dalam salah satu target capaian 100 hari kerja pengurus rektorat UGM. Dia berharap dengan adanya KKN Komunitas ini nantinya masyarakat di kampung-kampung sekitar juga akan merasa memiliki kampus-kampus yang ada, terutama UGM.
"Ini adalah tanggung jawab moral perguruan tinggi atas kampung tempat dimana dia tinggal," kaya Arie Sujito.