Saat Elang Lemas di Klaten, Jateng, tapi Harus Rawat Inap di Yogyakarta

Konten Media Partner
23 Januari 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Elang, burung puncak predator kawasan Gunung Merapi, ditemukan lemas di Klaten tapi kenapa tak dirawat di BKSDA Solo atau Jateng? Ini jawabannya.
Elang hitam nyaris mati kedinginan diselamatkan petani di Klaten.. Foto: dok. pribadi Tukiyo Narso
Seekor elang ular bido (Spilornis cheela) yang ditemukan warga dalam keadaan lemas di kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Klaten, Jawa Tengah, akhirnya dipindahkan ke Stasiun Flora Fauna (SFF) Bunder di Gunungkidul milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY.
ADVERTISEMENT
Elang tersebut ditemukan oleh seorang warga bernama Narso Tukiyo saat sedang mencari rumput untuk pakan ternak di lereng Merapi bagian tenggara, tepatnya di Blok Deles, Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Kemalang, Klaten, pada Selasa (18/1). Tukiyo kemudian langsung melaporkan penemuan elang tersebut kepada petugas RPTN Kemalang, Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah II Boyolali-Klaten.
Setelah itu, elang tersebut dibawa ke kantor BKSDA DIY yang memiliki perlengkapan lebih lengkap supaya bisa mendapatkan penanganan terbaik. Selain itu, lokasi kantor BKSDA DIY juga lebih dekat ketimbang BKSDA Jawa Tengah.
Di kantor BKSDA DIY, petugas melakukan pemeriksaan dan observasi terhadap kondisi kesehatan elang tersebut. Dari hasil pemeriksaan dokter hewan di BKSDA DIY, diketahui diagnosa sementara yang menyebabkan elang tersebut jatuh dan kondisinya lemas adalah karena dehidrasi. Selain itu, ketika ditemukan elang tersebut juga dalam keadaan lapar.
ADVERTISEMENT
Untuk memulihkan kondisi kesehatannya, petugas telah memberikan vitamin dan suplemen kepada penghuni hutan Merapi itu.
“Hingga saat ini, kondisi elang ular bido sehat,” tulis Balai TNGM dalam unggahan di akun Instagramnya, Selasa (18/1).
Elang bido yang ditemukan di Klaten sedang mendapat perawatan petugas. Foto: Dok. BKSDA DIY
Untuk menjalani proses rehabilitasi, elang tersebut kemudian dibawa ke Stasiun Flora Fauna (SFF) Bunder, Gunungkidul, DIY. Ketika kondisinya sudah pulih dan benar-benar sehat, elang itu akan dilepasliarkan kembali di habitatnya, di rimba Merapi.
“Belum bisa dipastikan berapa lama, doakan saja semoga bisa secepatnya pulih dan dilepasliarkan,” kata Kepala BKSDA DIY, Muhammad Wahyudi saat dihubungi Sabtu (23/1).
Elang ular bido adalah salah satu burung pemangsa utama yang masih eksis di kawasan gunung Merapi. Sebagai puncak predator, dia memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, populasinya terus menurun dan makin langka karena maraknya perburuan dan degradasi habitat yang makin masif.
ADVERTISEMENT
“Saat ini, elang ular bido termasuk jenis burung yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018,” ujar Wahyudi. (Widi Erha Pradana / YK-1)