Saat MotoGP Mandalika Berlangsung Ternyata Keris Lombok Juga Unjuk Gigi

Konten Media Partner
25 Maret 2022 14:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu tokoh adat Sasak melakukan ritual pencucian pusaka saat membuka gelaran pameran Pesona Keris Lombok pada Selasa (15/3) lalu. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu tokoh adat Sasak melakukan ritual pencucian pusaka saat membuka gelaran pameran Pesona Keris Lombok pada Selasa (15/3) lalu. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Tak banyak yang tahu, saat gelaran MotoGP berlangsung di sirkuit Mandalika dan Mbak Rara menunjukkan kesaktiannya mengendalikan cuaca, para pecinta keris di Lombok juga unjuk gigi memamerkan keajaiban peradaban keris mereka.
ADVERTISEMENT
Selama tiga hari berturut-turut, dari hari Selasa (15/3) hingga Kamis (17/3) lalu, Paguyuban Keris Anjani, Lombok, menggelar Pameran Tosan Aji Nasional - Pesona Keris Lombok #2, yang dihadiri oleh perwakilan Organisasi Tosan Aji Nasional Senapati Nusantara dan tokoh budaya serta tokoh adat dari seluruh Indonesia.
“Jadi bukan Mbak Rara saja yang sakti dari Lombok ini, keris Lombok ini juga menyimpan warisan peradaban besar di Lombok yang di dalamnya tentu saja ada kesaktian atau itu kan intelektualitas tinggi juga,” papar Ketua Paguyuban Keris Anjani, Lalu Yopi Diansastra dalam rilis pers yang diterima redaksi Jumat (25/3).
Tema ‘Pesona Keris Lombok’ diambil dengan tujuan agar bisa lebih mengenalkan keragaman budaya keris Nusantara melalui keris di Lombok. Menurut Yopi, sejak dulu, akulturasi budaya keris di Lombok sangat kaya dan beragam karena telah banyak ditemukan keris-keris pusaka dari era tangguh Majapahit, Mataram, Madura, Bali, Bugis, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Ketua Paguyuban Anjani, dalam sambutan pembukanya, H. Lalu Bayu Windia mengatakan, “Lombok kini telah menjadi salah satu top of mind dunia sebagai salah satu destinasi super prioritas di Indonesia dengan adanya MotoGP – Mandalika. Jadi keris jangan sampai tertinggal, ini warisan budaya dunia kita. Sudah diresmikan Unesco. Masyarakat dunia harus kenal karena ini sudah jadi ikon nasional.”
Wasekjen Senapata Nusantara, Ki Nurjianto mengamati salah satu keris yang dipamerkan. Foto: Istimewa
Sedangkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang di dunia keris memegang peran Sekjen Senapati Nusantara yang memberikan sambutan tertulis menyampaikan apresiasi mendalam atas pameran keris dan tosan aji yang dihelat oleh Paguyuban Keris Anjani Lombok.
“Sebab bal ini, menjadi bukti bahwa kita sebagai Organisasi Nasional Pelestari Tosan Aji, masih tetap solid dan bersatu-padu untuk ikut melestarikan dan mengembangkan jagat Tosan Aji Nasional,“ papar Hasto Kristiyanto, yang dalam sambutannya dibacakan oleh Wasekjen Senapati Nusantara, Ki Nurjianto.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Hasto Kristiyanto mengingatkan bahwa bila mengacu pada Undang-Undang RI, Nomor 5, Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, masyarakat keris perlu membangun ekosistem bersama sebagai upaya membangun relasi budaya keris dan bidang-bidang yang terkait.
“Agar jagat perkerisan kita bisa tetap terpelihara dan dapat lebih dikembangkan ke depannya dengan adanya perhatian dan dukungan pemerintah pusat yang memihak pada seni budaya dan keberagamannya,” jelasnya.
Gus Poleng dan salah satu Ketua Adat di Lombok melayani wawancara sesuai pembukaan pameran. Foto: Istimewa
Menambahkan sambutan dari Hasto Kristiyanto, Ki Nurjianto secara pribadi sebagai Wasekjen Serikat Nasional Pelestari Tosan Aji Nusantara – Senapati Nusantara juga masih terus berharap dan berjuang bersama agar Pemerintah RI bisa segera mengesahkan acuan penetapan Hari Keris Nasional pada tanggal 25 November.
“Yang nantinya untuk setiap tahunnya dapat kita rayakan bersama sebagai Hari Keris Nasional sebagai momentum utama bagi kita bersama Jagat Perkerisan Nasional,” tandas pria yang akrab dipanggil Gus Poleng ini.
ADVERTISEMENT