Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Sebab 2 Hiu Tutul Mati di Kulon Progo dalam 2 Pekan: Penyakit sampai Polusi
11 November 2023 15:29 WIB
·
waktu baca 2 menit![Seekor hiu tutul terdampar dan mati di Pantai Garongan, Kulon Progo, pada Rabu (8/11). Foto: Dok. SAR Wilayah V DIY](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01heyqnx0wpmznb2t01r2mb5ye.jpg)
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu dua pekan, dua hiu tutul (Rhincodon typus) terdampar dan mati di kawasan pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Kejadian pertama pada 27 Oktober silam, seekor hiu tutul dengan berat 500 kilogram dan panjang 5 meter ditemukan terdampar di Pantai Trisik. Selang dua pekan, pada 8 November kembali ditemukan seekor hiu tutul dengan berat sekitar 1,5 ton dan panjang 10 meter terdampar di Pantai Garongan.
Sebelumnya, beberapa kali juga pernah dilaporkan terdamparnya hiu tutul di kawasan pantai Yogya, terutama di wilayah Kulon Progo dan Bantul.
Dosen Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM yang juga ahli ikan (ichthyologist), Donan Satria Yudha, menjelaskan bahwa untuk mengetahui penyebab pasti kematian hiu-hiu tutul ini harus dilakukan nekropsi atau pembedahan bangkai hewan tersebut.
Namun, ada beberapa hal yang mungkin jadi penyebab terdamparnya hiu tutul di Kulon Progo berulang kali, mulai dari faktor penyakit, rusaknya habitat, perubahan arus permukaan, sampai pencemaran atau polusi akibat aktivitas manusia seperti sampah plastik yang tak sengaja termakan oleh hiu tersebut.
ADVERTISEMENT
“Rusaknya habitat, polusi berlebihan seperti plastik yang mengambang di lautan dapat termakan tidak sengaja dan menyebabkan kematian. Studi mengenai polutan di lautan sudah banyak informasinya sehingga berpengaruh terhadap kematian dan terdamparnya Rhincodon typus,” kata Donan Satria Yudha saat dihubungi Pandangan Jogja, Sabtu (11/11).
Kematian hiu tutul yang terjadi berulang kali ini juga bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi ekosistem laut. Pasalnya, hiu tutul merupakan predator yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan di laut.
“Terutama guna mengontrol populasi atau tingkat plankton di lautan, jika plankton meningkat maka kondisi lautan akan berubah,” jelasnya.
Beberapa jenis plankton menurutnya bisa berbahaya bagi lingkungan perairan karena mampu memproduksi racun.
Selain itu, jumlah atau populasi mereka yang mengalami ledakan juga mampu menipiskan oksigen yang terlarut di dalam air sehingga mengganggu organisme laut lainnya dalam mendapatkan oksigen.
ADVERTISEMENT
“Melimpahnya populasi plankton juga dapat menghalangi sinar ultraviolet yang penting bagi organisme autotrof laut lainnya untuk hidup,” kata Donan Satria Yudha.