Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Sebulan di Jogja, Beruang Madu 'Viko' Mudik ke Kampung Halaman Naik Pesawat
17 April 2022 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Viko, beruang madu (Helarctor malaynus) yang sudah sebulan lebih tinggal di Jogjakarta akhirnya pulang ke habitat aslinya di Kalimantan Timur pada Sabtu (16/4). Sebelumya, Viko tinggal di Lembaga Konservasi Wildlife Rescue Centre – Yayasan Konservasi Alam Jogjakarta (WRC-YKAY) sejak 2 Maret 2022 karena dititipkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur untuk menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum ditranslokasikan ke habitat aslinya.
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA DIY, Muhammad Wahyudi, menjelaskan bahwa Viko merupakan beruang madu yang berasal dari Taman Satwa Sumekar Sumenep Madura yang diserahkan ke Balai Besar KSDA Jawa Timur. Baru setelah itu, BBKSDA Jawa Timur menyerahkan Viko ke BKSDA Kalimantan Timur supaya bisa segera dilepasliarkan ke habitatnya di hutan Kalimantan.
“Setelah dilakukan serangkaian tes kesehatan, beruang madu dinyatakan sehat dan siap untuk ditranslokasikan,” kata Muhammad Wahyudi, Sabtu (16/4).
Dari Jogjakarta, Viko terbang menggunakan pesawat dari bandara Jogjakarta International Airport (YIA) menuju bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan. Wahyudi mengatakan, proses penerbangan ini dilakukan dengan penanganan dan kandang khusus untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan Viko selama penerbangan ke Balikpapan.
“Beruang madu yang ditranslokasikan ini akan menjalani rehabilitasi lanjutan di Kalimantan Timur hingga dipandang siap untuk dilepasliarkan kembali ke habitatnya,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Wahyudi, beruang madu merupakan satwa penting yang memiliki peran vital di dalam hutan. Setiap hari, beruang madu dapat berjalan kaki dengan jarak sampai 8 kilometer untuk mencari makan. Dengan jangkauan seluas itu, membuat beruang madu jadi agen penyebar biji-bijian yang sangat baik di dalam hutan sehingga bisa mempercepat regenerasi ekosistem hutan. Apalagi, beruang madu dikenal sebagai pemanjat pohon yang ulung.
Perilakunya yang suka menggali dan membongkar tanah juga bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan daur ulang di dalam hutan.
Sayangnya, populasi jenis beruang terkecil di dunia ini terus menurun secara drastis dalam beberapa tahun terakhir. Lembaga Konservasi Dunia (IUCN) memperkirakan dalam 30 tahun terakhir populasi beruang madu telah menyusut hingga 35 persen, dan diperkirakan akan menurun hingga 40 persen dalam beberapa tahun ke depan. Karena itu, IUCN telah memasukkannya ke dalam status rentan kepunahan dalam IUCN Red List. Bahkan beruang madu sudah dinyatakan punah di Singapura, dan di China dan Bangladesh, beruang madu dinyatakan akan mengalami kepunahan.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, belum diketahui data pasti tentang populasi beruang madu yang tersisa. Tapi pada 2017, BKSDA Kalimantan Timur memperkirakan populasi maskot Kota Balikpapan itu tinggal sekitar 1.000 ekor di kawasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, yang merupakan habitat terbesar untuk beruang madu. Namun, populasinya terus terancam terutama karena kerusakan habitat dan perburuan liar.