Selewengkan Distribusi, 5 Pangkalan Elpiji di Kulon Progo Ditutup Permanen

Tiga tersangka penyelewengan distribusi elpiji yang dihadirkan dalam konferensi pers ungkap kasus, Rabu (23/4). Foto: Dok. Resti Damayanti/Pandangan Jogja

Lima pangkalan elpiji di wilayah Nanggulan, Kulon Progo, dicopot izin operasionalnya. Hal itu dilakukan setelah terungkap adanya penyelewengan dalam distribusi gas elpiji.

Pangkalan tersebut berada di bawah pengelolaan pria berinisial JS (46) yang juga ditetapkan sebagai pelaku praktik ilegal yang mengalihkan isi gas subsidi 3 kg ke gas 5,5 kg dan 12 kg.

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Jateng-DIY, Taufiq Kurniawan, menyampaikan gas bersubsidi 3 kg yang ada di pangkalan tersebut diambil untuk dipindah ke dalam gas elpiji 5,5 kg dan 12 kg untuk meraup keuntungan. Pangkalan tersebut berada di Kalurahan Wijimulyo, Nanggulan.

“Gas 3 kilonya dipakai, dilarikan ke gudang setempat. Dia memindahkan tadi, dipindah ke 12 kilo dan 5,5 kilo. Gas ini yang dijual ke konsumen akhir (end-user),” kata Taufiq di Mapolda DIY dalam acara konferensi pers ungkap kasus, Rabu (23/4).

Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Jateng-DIY, Taufiq Kurniawan. Foto: Dok. Resti Damayanti/Pandangan Jogja

Taufiq juga menyampaikan dengan dicopotnya izin operasional ini, kelima pangkalan tersebut ditutup permanen. Sementara pasokan gas akan diganti ke 11 pangkalan terdekat.

“Kalau sudah ada pemutusan hubungan usaha berarti atas nama pangkalan dan lokasi tersebut tidak bisa melakukan pengajuan izin menjadi pangkalan kembali,” kata Taufiq.

“Pasokan gas dari 5 pangkalan tadi kita geser ke 11 pangkalan terdekatnya. Suplainya kita bagi,” tambahnya.

Praktik ilegal ini tak hanya dijalankan oleh JS. Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda DIY, AKBP Haris Munandar Hasyim, mengatakan pelaku memiliki 2 karyawan, yakni PS (48) dan EA (39).

Dari hasil penyelidikan, JS merupakan pemilik pangkalan tersebut namun nama adik, istri, maupun orang tua dicatut sebagai nama pemilik pangkalan.

“Namanya (adik, istri, orang tua) ini dipinjam modal, pengendalinya, itu pelaku,” kata Haris, Rabu (23/4).

Barang-barang bukti kasus penyelewengan distribusi elpiji Kulon Progo. Foto: Dok. Resti Damayanti/Pandangan Jogja

Dari praktik ilegal tersebut, keuntungan yang diperoleh pelaku diperkirakan mencapai sekitar Rp 20 juta per bulan. Praktik ilegal ini berlangsung sejak Januari 2024, dan baru terungkap setelah laporan dari masyarakat mengenai bau gas yang mencurigakan di sekitar tempat tinggal pelaku.