Konten Media Partner

Semua Orang Punya Amandel, Kalau Tak Punya Justru Rugi, Kata Ahli Kesehatan UGM

15 Juli 2022 17:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dokter sedang mengecek amandel pasien. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dokter sedang mengecek amandel pasien. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Spesialis penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher (THT-KL) yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKKMK) UGM, Hesti Palupi, mengungkapkan bahwa sebenarnya setiap orang memiliki amandel di dalam tenggorokannya.
ADVERTISEMENT
Amandel, yang oleh orang-orang pada umumnya dianggap sebagai penyakit sebenarnya adalah bagian dari organ tubuh manusia yang berada di beberapa tempat sebagai sistem pertahanan tubuh. Ya, alih-alih penyakit, amandel justru memiliki fungsi untuk menangkal berbagai kuman, bakteri, dan virus yang masuk ke tubuh seseorang.
“Prinsipnya sebenarnya amandel dimiliki oleh semua orang, karena memang salah satu organ yang berfungsi untuk pertahanan tubuh,” kata Hesti Palupi, seperti siaran pers tertulis yang diterima Pandangan Jogja @Kumparan, Jumat (15/7).
“Kalau tidak ada amandel malah rugi, karena tidak ada penanganan infeksi virus atau bakteri patogen yang bersifat jahat,” lanjutnya.
Dalam tubuh seseorang, amandel terletak di tiga titik, yakni tenggorokan, di belakang hidung, dan di pangkal lidah. Sakit amandel yang banyak dikenal oleh masyarakat, menurutnya karena bagian amandel tersebut sedang mengalami inflamasi atau peradangan.
ADVERTISEMENT
“Sakit amandel keluhannya secara umum adalah nyeri telan, kadang disertai batuk, pilek, dan demam,” ujarnya.
Jika seseorang memiliki imun tubuh yang baik, dalam dua sampai tiga hari gejala tersebut akan membaik. Namun, jika selama tiga hari kondisinya tak kunjung membaik, bahkan semakin parah, maka jalan terbaik adalah membawanya ke dokter.
“Tidak harus ke THT, dokter umum juga sudah ada kompetensinya untuk penanganan amandel,” kata dia.
Ilustrasi dokter mengecek amandel. Foto: Istimewa
Dalam beberapa kasus, peradangan pada amandel mengharuskan penanganan melalui operasi pengangkatan amandel. Misalnya ketika amandel sudah menjadi sumber infeksi dan menyebabkan kuman menyebar ke organ lain. Atau, ketika amandel semakin membesar atau membengkak sehingga menyebabkan gangguan makan dan sering mendengkur saat tidur.
Jika sudah dilakukan operasi pengangkatan amandel, harapannya infeksi yang terjadi di sekitarnya akan berkurang dan tidak mudah sakit.
ADVERTISEMENT
“Serta nafsu makannya kembali baik, dan tidur akan lebih nyenyak dan berkualitas,” kata Hesti Palupi.
Sebagai bentuk pencegahan peradangan atau infeksi pada amandel, usahakan mengurangi makan makanan yang dapat menyebabkan peradangan. Misalnya makanan yang banyak mengandung zat tambahan seperti pewarna dan MSG. Sebisa mungkin juga mengonsumsi makanan yang mudah untuk dikunyah atau ditelan dan tidak terlalu dingin maupun terlalu panas, sesuai dengan kondisi tubuh.