Sendang Sombomerti Tulang Punggung Masyarakat Sombomerten, Maguwoharjo, Sleman

Konten Media Partner
19 Maret 2021 13:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sendang Sombomerti, Maguwoharjo, Sleman. Foto: Widi Erha Pradana.
zoom-in-whitePerbesar
Sendang Sombomerti, Maguwoharjo, Sleman. Foto: Widi Erha Pradana.
ADVERTISEMENT
Pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, seperti Martono, 51 tahun, warga Dusun Sombomerten, Kelurahan Maguwoharjo, Depok, Sleman. Sebelum pandemi, dia adalah seorang pemandu wisata yang kerap mengantar turis-turis mancanegara ke berbagai obyek wisata di Yogyakarta. Tapi sejak pandemi awal tahun kemarin, dia benar-benar berhenti bekerja seiring dengan diberhentikannya penerbangan internasional untuk menekan penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, ketika pandemi mebuatnya kehilangan pekerjaan, melalui pandemi ini juga Tuhan telah membukakan jalan rezeki yang lain. Di sepetak tanah warisan keluarganya, mengalir mata air yang dikenal dengan nama Sendang Sombomerti.
Mata air itu mengalir deras, di bawah rimbunan pohon randu alas dan preh tua, serta berbagai jenis pepohonan lainnya. Jernih dan segar.
Awalnya, mata air itu hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari masyarakat setempat untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, juga konsumsi. Oleh masyarakat lain, air dari Sendang Sombomerti juga dimanfaatkan untuk beternak ikan, mengairi lahan pertanian, juga memandikan hewan-hewan ternak seperti sapi dan kambing.
“Baru setahun kemarin, warga sini punya inisiatif untuk menjadikan Sendang Sombomerti sebagai obyek wisata,” kata Martono ketika ditemui, Senin (15/3).
ADVERTISEMENT
Oleh kelompok pengelola, Martono kemudian didapuk sebagai ketua pengelola wisata Sendang Sombomerti. Untuk memulai pembangunan, mereka mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 25 juta untuk membangun kolam renang. Sisanya, semua dikerjakan secara swadaya, warga menyumbangkan apa yang bisa mereka sumbangkan untuk mengembangkan Sendang Sombomerti jadi obyek wisata.
Saat ini, sudah dibangun dua kolam renang utama, musala, toilet umum, dan sejumlah fasilitas pariwisata pendukung lainnya. Dan sekarang, sektor pariwisata menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat selain peternakan ikan dan pertanian.
“Ada yang jadi pengelola, banyak juga yang buka warung, Alhamdulillah manfaat yang dirasakan masyarakat dari sendang ini sekarang lebih besar,” ujarnya.
Baru sebulan terakhir, pengelola memberlakukan tiket masuk kepada wisatawan sebesar Rp 3 ribu per orang. Itupun tidak semua yang datang dikenai biaya, hanya yang berenang saja yang harus membayar. Sebelumnya, siapapun yang datang hanya diminta infaq seikhlasnya, tanpa tiket masuk.
ADVERTISEMENT
Tapi meski belum dikelola secara maksimal, pendapatan dari pariwisata cukup besar. Dalam sehari, pendapatan dari tiket bisa mencapai ratusan ribu di hari biasa. Pada hari libur akhir pekan, pendapatan bisa mencapai satu juta lebih dalam sehari.
“Hari Minggu kemarin sampai sejuta lebih, ada sekitar 400 pengunjung yang datang,” kata dia.
Saat ini, Sendang Sombomerti bisa dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat Sombomerten, Maguwoharjo. Tidak hanya dari sektor pariwisata, para peternak ikan di sekitar sendang dan petani juga banyak yang bergantung pada air dari Sendang Sombomerti ini. Ada sekitar 5 hektar lahan berupa kolam dan sawah yang bergantung pada air dari Sendang Somboerti.
“Alhamdulillah semakin besar manfaatnya, dan sebagai rasa syukur sekarang setiap tahun kita adakan semacam sedekah bumi yang sudah berjalan tiga tahun ini,” kata Martono.
ADVERTISEMENT
Wisata Edukasi
Martono, ketua pengelola Sendang Sombomerti. Foto: Widi Erha Pradana.
Martono dan pengelola wisata Sendang Sombomerti tidak ingin pengelolaan pariwisata di kampung mereka hanya berorientasi pada profit ekonomi semata.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sombomerten yang juga Ketua RW setempat, Muhammad Nasir, mengatakan ke depan mereka ingin mengembangkan wisata edukasi di Sendang Sombomerti.
Hal ini didasari karena mereka melihat anak-anak sekarang sangat jarang ada yang tahu dan mengenal hewan-hewan dan tumbuhan di sekitar mereka.
“Jadi nanti pohon-pohon di sekitar sini kita kasih nama, supaya yang datang ke sini bisa belajar dan mengenali pohon-pohon ini,” kata Muhammad Nasir.
Mereka juga sedang menjalin kerja sama dengan Mina 21, kelompok peternak ikan yang ada di sekitar sendang untuk mengenalkan jenis-jenis ikan kepada pengunjung, khususnya anak-anak.
ADVERTISEMENT
Rencananya, nantinya akan dibangun semacam jogging track menyusuri kolam-kolam ikan. Di kolam tersebut nantinya diisi berbagai jenis ikan yang berbeda sekaligus namanya.
“Karena anak-anak sekarang untuk membedakan mana ikan mujair, nila, sama gurame saja enggak bisa,” ujarnya.
Dengan adanya konsep wisata seperti itu, harapannya anak-anak atau pengunjung yang datang tidak hanya untuk bersenang-senang. Ketika pulang, mereka juga akan membawa pengetahuan baru tentang jenis satwa atau tumbuhan yang ada di sekitar mereka.
“Karena enggak bisa kita minta ke mereka untuk mencintai alam kalau mereka saja enggak kenal,” kata Nasir. (Widi Erha Pradana / YK-1)