news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Setelah Omzet Anjlok hingga 90 Persen, Uang Elektronik Bangkitkan UMKM di Yogya

Konten Media Partner
17 November 2021 14:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bakpia. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bakpia. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Setelah omzet anjlok hingga 90 persen selama pandemi, kini perlahan UMKM-UMKM di Yogyakarta bangkit melewati krisis seiring menjamurnya penggunaan uang elektronik.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Ketua Umum Komunitas Pengusaha Kreatif Jogja (PKJ), Hedar Alaydrus, mengatakan bahwa teknologi digital, termasuk uang elektronik, memang menjadi salah satu faktor kebangkitan UMKM-UMKM yang ada di Yogyakarta. Apalagi dengan kondisi aktivitas masyarakat yang serba terbatas, transaksi digital menurutnya sangat memudahkan pemilik usaha untuk memasarkan dan menjual produk-produk mereka.
“Sudah semakin banyak UMKM yang kini menggunakan layanan digital, karena ternyata segampang itu dengan digital, termasuk dengan adanya uang elektronik jadi makin mudah transkasi,” kata Hedar Alaydrus dalam acara Media Gathering ShopeePay Semangat UMKM Lokal Yogyakarta, Selasa (16/11).
Apalagi sejumlah penyedia layanan pembayaran elektronik memberikan berbagai promo. Adanya promo-promo itu menurut dia sangat berpengaruh juga terhadap penjualan para UMKM. Orang-orang jadi lebih tertarik untuk belanja di UMKM-UMKM yang menyediakan promo tersebut.
ADVERTISEMENT
Selama ini, para UMKM kesulitan menarik kembali konsumen untuk datang ke outlet mereka. Namun karana adanya promo atau cashback dari penyedia layanan pembayaran elektronik, konsumen mulai berdatangan supaya bisa mendapatkan harga yang lebih murah.
“Kita merasa banget manfaatnya, pembayaran digital jadi salah satu yang menarik mereka dengan promonya masing-masing dan saya pikir bisa menjadi solusi ke depan,” ujarnya.
Ilustrasi pusat produksi bakpia. Foto: Pixabay
Pendiri dan Pemilik Bakpia Kukus Tugu Jogja, Rizka Wahyu Romadhona, mengatakan, “kami tidak bisa mengelakkan dampak yang kami rasakan dari adanya pandemi. Target pasar kami yang mayoritas adalah wisatawan menjadi salah satu faktor penurunan penjualan Bakpia Kukus Tugu Jogja, drop sampai 85-90 persen.”
Terlebih, pembeli Bakpia Kukus Tugu Jogja yang merupakan masyarakat Jogja porsinya hanya sekitar 10%. Rizka mengaku, dengan strategi yang tepat dan cepat, yakni kampanye menarik dengan tagline ‘Kangen Yogyakarta Kami Kirim Bakpianya’ serta meluncurkan Bolu Kukus Tugu Jogja untuk menyasar masyarakat Jogja, perlahan omset bisa terus naik.
ADVERTISEMENT
Diakuinya, layanan digital mulai dari pembayaran digital, marketplace, hingga layanan delivery online memang menjadi kunci usahanya bisa melewati masa-masa krisis akibat pandemi. Ketika pemerintah memberlakukan PSBB, penjualannya sempat turun hingga 85-90 persen.
Mereka memang sudah mulai merambah penjualan secara digital, namun belum digarap secara fokus. Akhirnya mereka memutuskan untuk fokus pada penjualan secara digital, salah satunya dengan penyediaan pembayaran menggunakan uang elektronik.
“Orang kan ketika datang takut untuk transaksi, apalagi kalau terima kembalian uang cash harus disemprot-semprot, ribet. Adopsi pembayaran digital seperti ShopeePay untuk menjamin transaksi yang aman di gerai,” ujar Rizka Wahyu Romadhona.
Apalagi, sejumlah penyedia layanan pembayaran elektronik juga menyediakan berbagai promo. Hal itu membuat semakin banyak orang yang memilih melakukan pembayaran dengan uang elektronik ketimbang pakai uang cash. Saat ini, hampir 50 persen pembayaran di tempatnya sudah menggunakan uang elektronik.
ADVERTISEMENT
Penggunaan uang elektronik ini menurut Rizka bukan sekadar untuk mengganti atau mengalihkan metode pembayaran yang awalnya konvensional menjadi digital. Penggunaan uang elektronik dengan berbagai promonya, juga menjadi strategi untuk meningkatkan penjualan.
“Terbukti kita yang tadinya penjualan ngedrop sampai 80 persen, kemudian pertumbuhannya sangat signifikan danbahkan saat ini sudah jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal sebelum pandemi,” ujarnya. (Adv / YIA-1)