Simulasi Latihan Hidup di Planet Mars Akan Dibangun di Pegunungan Menoreh, Yogya

Konten Media Partner
13 Januari 2022 18:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Simulasi hidup di Mars ini akan menjadi yang pertama di Asia Tenggara. #publisherstory
Ilustrasi simulasi hidup di Mars. Foto: Dok. VMARS
Simulasi latihan hidup di Planet Mars yang akan dibangun di Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) semestinya sudah beroperasi pada 2021. Pandemi membuat rencana tersebut mundur.
ADVERTISEMENT
Namun, pada tahun ini, simulasi bernama v.u.f.o.c Mars Analog Research Station (VMARS) tersebut akan dipresentasikan ke sejumlah negara, seperti Korea (UNESCO Media Arts Creative City Platform), Taiwan, dan Prancis.
Sebelumnya, rencana pembangunan VMARS juga pernah dipresentasikan di Jepang (Yokohama Trienalle) pada 2020 dan Thailand (Bangkok Art Biennale) pada 2021.
“Jadi meski pembangunan harus mundur, program ini akan terus diadakan di negara-negara lainnya untuk meningkatkan nilai dan jejaring dalam bidang space science (sains antariksa) dan space exploration (eksplorasi antariksa),” ujar Venzha Christ, pegiat space art sekaligus penggagas VMARS, Kamis (13/1).
Ia berkolaborasi dengan kedua rekannya, Erix Soekamti dan Grayce Soba, dalam mewujudkan VMARS tahap pertama atau prototype (purwarupa).
Berturut dari kiri, Grayce Soba, Venzha Christ, dan Erix Soekamti.
Ada tiga hal yang menjadi fokus VMARS, yakni, penelitian terraforming dengan nama V-TF, pengenalan space farming dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif space food dengan nama V-SF.
ADVERTISEMENT
“Rencananya, ada beberapa program lintas disiplin di dalam VMARS jadi ini akan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, praktisi, dan komunitas,” ujar Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) ini.
Program lintas disiplin, yang dimaksud, antara lain pada riset radio astronomi, mengenal radiasi benda langit, kreasi alternatif space food, inovasi teknologi space farming, serta penelitian extra-terrestrial life.
Menurut Venzha Christ, simulasi analog hidup di Planet Mars ini juga dimiliki beberapa negara. Setiap negara atau gabungan beberapa negara tersebut memiliki fokus dan tujuan yang berbeda-beda.
Ia mencontohkan, HI-SEAS di Mauna Loa - Hawaii oleh NASA, MDRS di Utah oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia, ESA, dan Cina, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon, Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika, Kutub Selatan oleh Prancis, dan Italia (ESA).
ADVERTISEMENT
“Namun VMARS akan menjadi yang pertama di Asia tenggara dan merupakan satu-satunya program eksplorasi ruang angkasa yang pembangunan dan pengelolaannya dilakukan dan dijalankan secara bersama-sama oleh berbagai komunitas interdisipliner,” kata Venzha Christ.
Logo vmars. Foto: Istimewa
Venzha Christ, Erix Soekamti, dan Grayce Soba juga sedang mengembangkan sebuah open platform bernama VOSTOX yang menjadi bagian dari VMARS, yakni sebuah kolaborasi terbuka di ranah sound dan musik eksperimental. Kegiatan ini akan menghasilkan pertunjukan alternatif dan eksploratif dalam medium yang beragam.
Venzha Christ adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang terpilih untuk mengikuti pelatihan hidup di Planet Mars.
Pertama, melalui Mars Desert Research Station (MDRS) oleh Mars Society dan yang juga didanai oleh MUSK Foundation - Elon Musk dari SpaceX, di Amerika pada 2018.
ADVERTISEMENT
Kedua, program Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering (SHIRASE) oleh Field Assistant di Jepang pada 2019.
Melalui kedua program tersebut, Venzha Christ mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana membangun pusat pelatihan dan simulasi ini.
Erix Soekamti juga dikenal sebagai penggagas dan pendiri Does University, yaitu sebuah lembaga pendidikan alternatif untuk meningkatkan minat dan bakat, kolaboratif, dan gratis. Erix menyediakan berbagai sarana dan fasilitas untuk banyak anak-anak muda yang belajar disana.
Does University akan berkolaborasi untuk mendukung pembangunan VMARS dan akan terlibat langsung dalam berbagai programnya.
Grayce Soba adalah pemilik dan programmer Soba Studio, sebuah musik studio yang dengan berbagai program dan kegiatannya sangat aktif untuk membantu serta berkolaborasi dengan banyak musisi lintas disiplin.
ADVERTISEMENT
Melalui VMARS yang juga didukung oleh HONF Foundation ini, Venzha Christ, Erix Soekamti, dan Grayce Soba berharap Indonesia mampu dan berperan lebih aktif dalam eksplorasi luar angkasa.
“Kami yakin bisa memproyeksikan keberadaan VMARS ini untuk mendorong industri antariksa nasional dan ekonomi kreatif bidang astronomi dan sains antariksa di Indonesia,” ucap Venzha Christ.
*Artikel ini merupakan wujud kerjasama Pandangan Jogja @Kumparan dengan Indonesia UFO Network (IUN)