Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Sleman Daerah Paling Rawan di Pilkada se-DIY, Bawaslu Petakan Potensi Kerawanan
26 September 2024 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kabupaten Sleman menjadi daerah paling rawan dalam Pilkada 2024 se-Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini disampaikan Anggota Bawaslu DIY, Sutrisnowati, dalam sambutannya di acara Apel Siaga dan Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sleman 2024 di Rocket Convention Hall Sleman, Rabu (25/9).
ADVERTISEMENT
Ketua Bawaslu Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar, mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan potensi kerawanan ini. Ia menyebut, tingginya kerawanan ini karena beberapa faktor.
“Sleman itu masyarakatnya heterogen ya, dinamikanya tinggi, dan pusat pendidikan juga banyak kampus memang tingkat kerawanan itu selalu kita petakan,” kata Arjuna ditemui usai acara, Rabu (25/9).
Arjuna menyebut, potensi kerawanan ini tak hanya berupa gesekan fisik atau tindak anarkis, namun terdiri dari beberapa hal seperti hoaks, kontestasi, maupun penyelenggaraan pemilihan.
“Kerawanan Pemilu itu kan tidak hanya konteks anarkisme, bentrok sosial, konflik sosial, tapi banyak hal. (Yang menjadi perhatian) dari kita lebih ke aspek penyelenggaraan dan kontestasi,” ujar Arjuna.
“Penyelenggaraan itu seperti kesiapan penyelenggaranya, bagaimana dinamika pemilihan bisa berlaku adil kepada para paslon, bagaimana para paslon mentaati aturan yang ada. Kalau kontestasi bagaimana masing-masing pendukung tidak menyerang satu sama lain, tidak saling menghina,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil kajian Bawaslu Sleman, Arjuna menyebut pada Pilpres 2024, tercatat tak ada anarkisme atau gesekan antar pendukung di Sleman, namun justru pada aspek kontestasi dan penyelenggaraan pemilihan umumnya.
Hingga saat ini pihaknya akan mengkonsolidasikan soal pemetaan kerawanan lebih lanjut untuk Pilkada Sleman agar pemetaan kerawanan dapat lebih spesifik sampai tingkat TPS.
“Masalah kerawanan di TPS ini kami masih menunggu laporan dari teman-teman di kecamatan,” ujar Arjuna.
“Pola koordinasi kita tingkatkan, termasuk misalnya kalau ada orang mengatakan dengan adanya dua paslon maka rawannya tinggi, nah ini kita coba ciptakan suasana yang cair, termasuk menghadirkan dua paslon tadi. Kita tadi melihat bersama, nggak ada masalah,” tambahnya.