Konten Media Partner

Sleman Produsen Sampah Terbesar DIY, 300 Ton ke Piyungan 406 Ton di Jugangan

29 Juli 2023 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi antrean truk sampah di TPA Piyungan, Bantul. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi antrean truk sampah di TPA Piyungan, Bantul. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Kabupaten Sleman menjadi wilayah dengan produksi sampah terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rata-rata sampah yang diproduksi Sleman per hari mencapai 706 ton.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, mengatakan bahwa wajar Sleman menjadi daerah dengan produksi sampah terbesar di DIY. Pasalnya, Sleman juga memiliki jumlah penduduk terbanyak jika dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di DIY.
Untuk diketahui jumlah penduduk Sleman menurut data BPS berjumlah 1,2 juta dari total jumlah penduduk DIY 3,6 juta. Penduduk Kota Yogya berjumlah 422 ribu, Bantul 947 ribu, Kulon Progo 404 ribu, dan Gunungkidul 736 ribu.
Jumlah itu belum termasuk mahasiswa dari luar daerah yang tinggal di Sleman. Banyaknya mahasiswa yang tinggal di wilayah Sleman menurut dia juga menyumbang sampah dalam jumlah yang cukup besar.
“Jumlah mahasiswa yang ada di Sleman cukup banyak, antara 200 ribu sampai 300 ribu orang. Jadi kalau itu ditotal kurang lebih sampah kita jadinya sekitar 706 ton per hari,” kata Epiphana Kristiyani saat ditemui di kantornya pada Jumat (28/7).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pembuatan jugangan atau lubang untuk membuang sampah organik. Foto: Kalurahan Caturharjo, Bantul
Meski begitu, jumlah sampah yang setiap hari dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Piyungan hanya sekitar 300 ton. Sisanya dikelola secara mandiri oleh masyarakat.
Kabupaten Sleman menurutnya masih diuntungkan dengan wilayah yang cukup luas. Selain itu, tidak semua wilayah Sleman merupakan kawasan perkotaan seperti halnya Kota Yogyakarta.
“Sehingga di pedesaan itu mereka kan bisa mengolah sampah dengan cara ditimbun, dibuat jugangan ditimbun di situ, untuk pakan ternak, untuk pakan ikan, sehingga yang kita kirim ke TPA Piyungan kurang lebih berkisar 300 ton,” ujarnya.
Pemkab Sleman menurutnya juga telah sejak lama mendorong masyarakat untuk mengelola sampah secara mandiri, misalnya dengan memilah dan memisahkannya antara sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah organik bisa diolah menjadi berbagai produk, seperti pakan ternak, pupuk kompos, eco enzim, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sampah anorganik bisa didaur ulang dan diolah menjadi kerajinan atau disetorkan ke bank sampah.
“Kami sudah sejak 2015 melakukan itu. Tapi ini kan masalah budaya, sehingga tidak bisa instan, butuh proses,” kata Epiphana Kristiyani.