Konten Media Partner

Soal Penusukan Santri di Jogja, Muhammadiyah Minta Warga Menahan Diri

26 Oktober 2024 17:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua LHKP PWM DIY, Farid Bambang Siswantoro. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ketua LHKP PWM DIY, Farid Bambang Siswantoro. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merespons insiden penusukan yang menimpa santri dan pembimbingnya di PP Al Fatimiyah Krapyak, Kota Yogyakarta, yang terjadi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua LHKP PWM DIY, Farid Bambang Siswantoro, menyampaikan bahwa insiden ini memicu rasa solidaritas di masyarakat. Namun, ia berharap semua pihak dapat menahan diri guna mencegah konflik horizontal.
“Mengharapkan semua pihak untuk dapat menahan diri sehingga meminimalisasi eskalasi konflik sehingga tetap tercipta kehidupan yang harmonis di Yogyakarta,” kata Farid kepada awak media di Kantor PWM DIY, Sabtu (26/10).
“Kita tidak ingin terjadi konflik horizontal yang begitu rupa karena kita tahu Jogja bahwa perasaan solidaritas itu muncul akibat kasus beberapa waktu lalu,” lanjutnya.
Farid mengimbau para tokoh agama dan masyarakat untuk menjaga agar bentuk solidaritas ini tidak berubah menjadi konflik.
“Skalanya bisa tidak terkendali, nah itu yang perlu diantisipasi kita semua. Para tokoh ulama dan masyarakat penting menjaga supaya tidak terjadi chaos, konflik horizontal,” katanya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, LHKP PWM DIY mengutuk keras insiden penusukan tersebut dan menuntut aparat kepolisian untuk menegakkan hukum dengan tegas.
“Mengutuk aksi kekerasan yang menimpa santri dan pembimbing di PP Al Fatimiyah Krapyak dan menuntut kepada aparat kepolisian agar dapat melakukan langkah-langkah penegakkan hukum untuk menjamin rasa keadilan di tengah masyarakat,” ujar Farid.
LHKP PWM DIY juga mengusulkan agar distribusi minuman keras di DIY diatur lebih ketat guna mencegah insiden serupa. Pasalnya, insiden tersebut terjadi saat rombongan pelaku sedang minum minuman keras.
“Perlu ditetapkan pengaturan distribusi miras secara lebih ketat dan tegas di wilayah DIY sebagai daerah berbasis pengembangan Pendidikan Karakter dan Nilai-nilai Budaya Jawa yang adiluhung,” kata Farid.