Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten Media Partner
Status Sumbu Filosofi Yogya dari UNESCO Bernilai Triliunan Rupiah
20 September 2023 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Status warisan budaya dunia yang baru saja diberikan UNESCO kepada Sumbu Filosofi Yogya disebut memiliki nilai triliun sampai tak terhingga untuk mempromosikan kawasan tersebut kepada wisatawan di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Karena secara tidak langsung, Sumbu Filosofi Yogya seperti sedang ‘di-endorse’ oleh UNESCO. Sebagai lembaga yang kredibilitasnya diakui di seluruh dunia, promosi ini jauh lebih bernilai ketimbang endorsement dari influencer mana pun, apalagi promosi yang dilakukan sendiri oleh pemerintah.
“Kita mau promosi setiap tahun sekian triliun saja tetap enggak sebanding dibandingkan kredibilitas UNESCO, satu lembaga yang sudah sangat kredibel,” kata Pakar Manajemen Pariwisata dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Ike Janita Dewi, saat dihubungi pada Rabu (20/9).
Ike menjelaskan bahwa sebuah promosi tentu akan jauh lebih meyakinkan jika dikeluarkan oleh lembaga yang kredibel dan independen seperti UNESCO. Para wisatawan pun akan lebih percaya dengan promosi yang dilakukan oleh UNESCO, ketimbang promosi yang dilakukan misalnya oleh orang Jogja atau pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Kita mau promosi berapapun kalau yang mengeluarkan orang Jogja atau pemerintah Jogja sendiri, mau biaya berapapun, tetap nilainya akan lebih sedikit dibandingkan jika yang mengeluarkan lembaga yang kredibel seperti UNESCO,” ujarnya.
Dari kajian-kajian yang telah dia lakukan selama ini, status warisan budaya dunia dari UNESCO memang sukses mendongkrak wisatawan ke situs warisan budaya tersebut, terutama wisatawan mancanegara (wisman).
Mereka akan menjadikan daftar warisan dunia dari UNESCO ini sebagai panduan untuk berkunjung ke suatu destinasi.
“Jadi memiliki nilai promotif dan edukatif yang luar biasa setelah ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage,” lanjutnya.
Namun yang perlu digaris bawahi, status warisan budaya dunia ini hanya sebagai medium promosi saja. UNESCO tidak bertanggung jawab terhadap produk dan layanan yang ada di kawasan warisan dunia itu.
ADVERTISEMENT
Karena itu, pemerintah DIY juga harus berbenah untuk memperbaiki produk dan kualitas layanannya supaya para wisatawan yang berkunjung ke Sumbu Filosofi akan ikut mempromosikannya kepada teman, keluarga, atau orang-orang terdekatnya.
“Maka tantangan kita adalah menyediakan produk dan layanan yang berkualitas dengan standar yang internasional,” kata Ike Janita Dewi.