Sultan Dorong Pejabat Pemerintah Kucurkan Dana untuk Beli Hasil Panen Petani

Konten Media Partner
17 Maret 2023 12:32
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/03). Foto: Humas Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/03). Foto: Humas Pemda DIY
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mendorong para pimpinan daerah untuk se-DIY untuk lebih mudah dalam mengucurkan dana untuk mengendalikan harga pangan. Misalnya untuk membeli hasil panen petani lokal yang kemudian menjualnya langsung ke masyarakat tanpa melalui pedagang besar atau tengkulak.
Sebab, jika hasil panenan petani dibeli oleh tengkulak atau pedagang besar, maka untuk sampai kepada masyarakat akan melalui rantai distribusi yang panjang. Akibatnya saat dibeli oleh masyarakat harganya menjadi mahal.
“Apabila melewati tengkulak, maka yang diuntungkan bukan masyarakat atau pedagang kecil, tapi justru tengkulak karena bisa mengambil barang murah, dengan harga jual tinggi,” kata Sri Sultan HB X saat memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di Royal Ambarrukmo Hotel, Rabu (15/03).
Untuk menekan harga pangan ini, Pemda DIY menurut Sultan juga telah memberikan subsidi untuk ongkos kirim (ongkir). Subsidi ongkir ini menurut dia sangat menguntungkan bagi pedagang kecil, karena mereka bisa mendapat barang dengan harga murah tanpa ongkir sehingga bisa menjual lebih murah kepada masyarakat.
Namun dia menegaskan supaya komoditas-komoditas pangan tersebut jangan hanya didistribusikan ke pasar-pasar induk atau besar saja seperti Pasar Beringharjo atau Demangan saja, tapi mesti ke pasar kecil di tingkat kecamatan dan kalurahan.
“Harus sampai bawah. Percuma kalau tidak. Ini supaya masyarakat kecil bisa menikmati harga yang lebih murah,” kata Sultan.
“Pengalaman dari Beringharjo itu inflasinya tidak bisa kita pegang karena dari Kranggan harga cabai saja sudah berbeda, ada 32.000, ada 30.000 tergantung lokasi. Jadi jualan di pasar itu posisinya beda, harganya sudah berbeda, sehingga menimbulkan inflasi,” ujarnya.
Intervensi untuk pengendalian harga pangan ini menurut Sultan juga mesti dilakukan secara hati-hati. Jangan sampai pengendalian harga pangan ini justru merugikan petani.
“Jangan pas petani panen raya lalu kita menggencarkan operasi pasar. Kalau seperti itu sama saja membuat petani menjadi rugi dan timbul kasus kemiskinan baru,” ujar Sri Sultan HB X.