Sultan HB X Ajarkan Cara Memimpin ke 480 Taruna Angkatan Udara

Konten Media Partner
21 Maret 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sultan HB X memberikan kuliah umum kepada 480 taruna di Akademi Angkatan Udara (AAU), Rabu (20/3). Foto: Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Sultan HB X memberikan kuliah umum kepada 480 taruna di Akademi Angkatan Udara (AAU), Rabu (20/3). Foto: Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan materi kuliah umum di hadapan 480 taruna dari semua angkatan Akademi Angkatan Udara (AAU) pada Rabu (20/3).
ADVERTISEMENT
Dalam kuliah umum itu, Sultan memberikan materi ‘Memimpin dengan Aksi’ di Gedung Sabang Merauke AAU Yogyakarta.
Ia mengatakan, dalam tradisi militer dikenal filosofi kepemimpinan yang diringkas padat dalam formula ‘follow me’. Filosofi ini menuntut sang komandan untuk berperilaku, bersikap, dan bertindak benar di mata anak buahnya.
Namun pada jenjang apapun di lingkungan TNI, karakter kepemimpinan juga membutuhkan political will atau komitmen antara pembuat keputusan kunci untuk solusi kebijakan tertentu dalam mengatasi masalah.
“Implementasi konsep ‘Memimpin dengan Aksi’ di lingkungan TNI, termasuk dalam hal ini TNI AU, tidak hanya cukup dengan faktor karakter kepemimpinan saja, masih diperlukan dukungan political will. Hal ini agar program aksi bisa mencapai sasaran, karena sejatinya visi bukanlah sekedar dokumen mati,” kata Sri Sultan HB X, Rabu (20/3).
Sultan HB X memberikan kuliah umum kepada 480 taruna di Akademi Angkatan Udara (AAU), Rabu (20/3). Foto: Pemda DIY
Sultan mencontohkan praktik political will yang baik seperti yang dilakukan oleh Rajaratnam, sosok pemimpin asal Singapura. Selain bersih, Rajaratnam juga memiliki kemauan kuat (political will) untuk memberantas korupsi.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangan kepemimpinan, ia menuturkan bahwa ada beberapa elemen yang dibutuhkan untuk mendukung kompetensi ‘Memimpin dengan Aksi’. Pertama, adanya kesadaran dan sikap followership untuk bekerja sama dan mendukung leadership dalam menjalankan program aksi. Kesadaran followership berarti memiliki kesediaan untuk bekerja sama, dan kemampuan mengendalikan ego untuk tidak selalu berusaha menjatuhkan pemimpin terpilih.
“Terdapat perbedaan mendasar antara meraih tampuk leadership dan menjalankan followership. Meraih kepemimpinan adalah mengalahkan calon pemimpin lain, sementara menjalankan ‘kepengikutan’ adalah mengalahkan nafsu berkuasa dalam diri sendiri,” ujarnya.
“Dengan kesadaran followership ini, maka hasil pemilihan pemimpin bisa diterima dan dijunjung tinggi oleh pemimpin terpilih maupun oleh yang gagal terpilih,” lanjutnya.
Ratusan tarua Akademi Angkatan Udara (AAU) mengikuti kuliah umum yang disampaikan Sultan HB X, Rabu (20/3). Foto: Pemda DIY
Elemen pendukung kedua adalah adanya perpaduan tiga elemen kompetensi kepemimpinan, yaitu karakter, metode, dan perilaku kepemimpinan, agar bisa efektif menjalankan program aksi. Selanjutnya, adanya keteladanan kepemimpinan, di mana pemimpin juga ikut terlibat sebagai work-leader dalam program aksi.
ADVERTISEMENT
“Daya keteladanan merupakan kriteria pokok seorang pemimpin. Agar dapat menjadi Pemimpin-Peneladan, seseorang harus memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk memimpin secara benar, jujur dan arif. Tradisi militer ‘follow me’ juga bagian dari keteladanan kepemimpinan ini,” ujar Sultan HB X.
Sementara itu, Gubernur AAU, Marsekal Muda TNI Purwoko Aji Prabowo mengatakan, kuliah umum kali ini diikuti sekitar 480 taruna dari semua angkatan di AAU. Menurutnya, kuliah ini sangat dinantikan oleh para taruna sebagai kesempatan mendapatkan bekal untuk menjalankan tugas pengabdian kepada negara.
“Diharapkan para taruna dapat mengambil manfaat dengan sebaik-baiknya kuliah umum ini. Dan apa yang mereka dapatkan, dapat dijadikan sebagai bahan dan pedoman untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai masyarakat maupun sebagai prajurit karbol,” kata Marsekal Muda TNI Purwoko Aji Prabowo.
ADVERTISEMENT