Konten Media Partner

Sultan HB X: Merapi Tak Bisa Cukupi Kebutuhan Air Warga Yogya dan Sleman Lagi

20 Januari 2025 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara "Tanam Bersama Pohon Langka", Senin (20/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara "Tanam Bersama Pohon Langka", Senin (20/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Kebutuhan air di Sleman dan Kota Yogyakarta tidak lagi bisa sepenuhnya dipenuhi dari sumber mata air di lereng Merapi. Kondisi ini memaksa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencari pasokan air dari luar provinsi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat memberikan sambutan pada acara "Tanam Bersama Pohon Langka" yang digelar Keraton Yogyakarta bersama Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama, Senin (20/1).
“Kami tidak bisa ambil lagi air untuk kepentingan Sleman maupun Kota. Kami ingin mencari air sampai Purworejo. Kami punya kerja sama hingga dibangun yang baru di Purworejo,” ujar Sultan HB X.
Acara "Tanam Bersama Pohon Langka" yang digelar Keraton Yogyakarta bersama Pengurus Pusat Organisasi Pemuda Lintas Agama, Senin (20/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Menurut Sultan, DIY membutuhkan pasokan air sebesar 800 liter per detik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mencapai 27.000 liter per detik. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran akan lonjakan jumlah penduduk DIY yang diproyeksikan mencapai 4 juta jiwa pada tahun 2025-2030.
“Kami khawatir di tahun 2025-2030 penduduk di Jogja sudah 4 juta. Sehingga kami sekarang punya badan khusus menangani air,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sultan menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan air di DIY dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, pembangunan infrastruktur, serta dampak erupsi Merapi pada 2010 yang mengurangi ketersediaan air. Kawasan barat Merapi bahkan sempat mengalami kebakaran seluas 200 hektare, yang berdampak pada kelangsungan sumber air.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara "Tanam Bersama Pohon Langka", Senin (20/1). Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Solusi yang diambil adalah mencari sumber air di luar DIY, meskipun konsekuensinya harga air akan meningkat.
“Lereng Merapi tidak akan mencukupi seperti dulu. Sebelah barat telah terbakar beberapa tahun lalu seluas 200 hektare. Itu memang kembali, tapi tidak mungkin punya kecukupan. Lebih baik tidak diambil, dijaga kelangsungannya,” tegas Sultan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pelestarian lingkungan di kawasan lereng Merapi untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air.
“Kami berharap lingkungan itu tidak rusak tapi makin bagus, sehingga di lereng Merapi akan banyak tanaman. Dengan banyak tanaman tumbuh, mata air baru yang memungkinkan masyarakat itu juga bisa di Sleman bisa menikmati dengan baik,” tutupnya.
ADVERTISEMENT