Sutradara Timo Tjahjanto: Selera Film Anak Muda Jogja Keren, Beda dari Kota Lain

Konten Media Partner
2 Desember 2022 15:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sutradara film Timo Tjahjanto. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Sutradara film Timo Tjahjanto. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
Sutradara Indonesia, Timo Tjahjanto, yang sukses dengan sejumlah film seperti ‘The Night Comes for Us’, ‘Sebelum Iblis Menjemput’, dan ‘Si Buta dari Gua Hantu’ mengaku terkesan dengan ekosistem perfilman di Yogya.
ADVERTISEMENT
Timo yang tahun ini menjadi salah seorang juri di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2022, melihat bahwa anak-anak muda di Yogya memiliki literasi perfilman yang bagus dan berbeda dengan anak-anak muda di kota lain.
“Ini pertama kali gua ke JAFF, dan gua suka banget, gua bener-bener ngerasa di Jogja ekosistem filmnya jalan banget,” kata Timo saat ditemui di gelaran JAFF 2022 di Empire XXI, Kamis (1/12).
Selama menjadi juri, Timo juga melihat konsumen film-film yang berbeda di Yogya sangat tinggi. Hal itu ditandai dengan hampir semua film yang ditampilkan di JAFF selalu ramai ditonton, padahal tidak sedikit film-film yang diputar adalah film-film yang keluar dari jalur mainstream.
“Gua lihat di sini ternyata konsumsi terhadap film yang beda sangat tinggi,” ujarnya.
Suasana pengunjung memadati gelaran JAFF 2022 di Empire XXI Yogyakarta. Foto: Arif UT
Dalam diskusi-diskusi yang diadakan selama JAFF, menurut Timo anak-anak muda di Yogya juga selalu memiliki perspektif dan pertanyaan-pertanyaan yang tidak biasa ditanyakan oleh anak-anak muda di kota lain, termasuk Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ternyata pertanyaan-pertanyaan penggemar film di sini itu sangat beda sama Jakarta. Di sini itu nanyanya bisa sangat teknis dan dari perspektif yang sangat filmatis, dan gua seneng itu,” kata dia.
“Bukan cuma tanya waktu syuting ada yang angker-angker enggak?” lanjutnya.
Keterbukaan penikmat film di Yogya terhadap genre-genre film yang berbeda menurut dia menjadi angin segar untuk para filmmaker. Tingginya apresiasi terhadap film-film non-mainstream di Yogya, memungkinkan para filmmaker untuk lebih liar dalam membuat filmnya.
“Mudah-mudahan ini bisa diikuti oleh penikmat film di kota-kota lain ya, karena industri film juga butuh penikmat film yang cerdas untuk memberikan masukan-masukan yang membangun,” kata Timo Tjahjanto.
Timo juga mengaku kentalnya atmosfer perfilman di Yogya membuatnya ketagihan untuk datang lagi ke JAFF tahun depan.
ADVERTISEMENT
“Ini pertama kali gua dateng ke JAFF, dan gua ngerasa kayaknya tahun-tahun depan gua harus ke sini lagi,” ujarnya.