Tak Pakai Uang, 8.000 Lansia DIY Belanja di Warung Pakai Barcode Tiap Bulan

Konten Media Partner
17 Mei 2024 15:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan lansia. Foto: Antara/Moch Asim
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan lansia. Foto: Antara/Moch Asim
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak Januari 2024, sebanyak 8.000 lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima bantuan sosial senilai Rp 300 ribu tiap bulan. Bukan berupa uang, bantuan tersebut mereka terima dalam bentuk saldo belanja dalam sebuah barcode.
ADVERTISEMENT
Barcode yang diberikan ini tak bisa digunakan untuk membeli sembarang barang. Barcode tersebut hanya dapat digunakan untuk belanja kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak, dan telur. Tempat belanjanya juga diberi simbol khusus yang diberi nama Waluyo atau Warung Lanjut Usia Yogyakarta yang jumlahnya ada 257 warung, tersebar di seluruh DIY.
Sistem penerimaan bansos ini merupakan program Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU) yang diluncurkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Warung Arnis, Wukirsari, Sleman, pada Rabu, (3/4/2024) lalu.
Penyerahan bantuan untuk 8.000 lansia di DIY oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Foto: Pemda DIY
Program tersebut merupakan pelaksanaan dari Perda DIY Nomor 3 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lanjut Usia dengan Dinsos sebagai pelaksana program.
“Kita menunjuk warung-warung sekitar penerima bantuan, warung kelontong biasa. Warung ini kita tunjuk untuk menjual kebutuhan si lansia, si lansia belanja di warung tersebut,” kata Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih dihubungi Pandangan Jogja, Rabu (15/5).
ADVERTISEMENT
“Bukan ujug-ujug dibentuk warungnya, tapi kita memberdayakan warung di sekitar lansia itu. Pak Gubernur ingin membantu lansia otomatis membantu ekonomi di sekeliling. Warung tersebut dapat untung, lansianya terbantu, ekonomi sekitar situ berjalan,” lanjutnya.
Sementara mengenai cara kerjanya, setelah para penerima bantuan mendapatkan QR code, mereka akan datang ke Waluyo, belanja kebutuhan dasar, lalu bayar dengan barcode. Mirip dengan sistem pembayaran digital QRIS, pemilik warung akan memindai barcode ini melalui aplikasi dari bank BPD DIY dan transaksi selesai.
Kepala Dinsos DIY, Endang Patmintarsih. Foto: Pemda DIY
Endang juga menjelaskan, setiap lansia memiliki pendamping yang bertugas selama mereka berbelanja. Mereka cukup membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan barcode.
“Lansia didampingi pendamping belanja di warung tersebut dengan membawa KTP dan barcode yang isinya ada Rp 300 ribu di dalamnya. Sebetulnya uang yang diterimakan dalam bentuk barcode bahwa di belanja benar-benar untuk kebutuhan dasar,” ujar Endang.
ADVERTISEMENT
Program JSLU bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DIY sebesar Rp 28,8 miliar. Seluruh lansia yang bukan penerima bantuan Bantuan Pangan Non Tunai (BPMT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan target program bantuan sosial JSLU oleh Dinsos DIY.
“Untuk bansos ini sementara akan dilaksanakan selama 1 tahun dan berkelanjutan. Ini sedang berproses lagi yang Mei,” ujar Endang.