Konten Media Partner

Tak Percaya Diri Bikin Orang Nekat Curi Pakaian Dalam & Rekam Wanita di Toilet

7 November 2023 15:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menjemur celana dalam perempuan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menjemur celana dalam perempuan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kasus pencurian pakaian dalam perempuan dan seorang pria yang mengintip serta merekam wanita saat berada di dalam toilet di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) membuat resah warga Yogya dalam beberapa hari terakhir, khususnya untuk kaum wanita.
ADVERTISEMENT
Kasus pencurian pakaian dalam terjadi di sebuah kos putri di wilayah Godean, Sleman. Sedangkan kasus seorang pria yang mengintip dan memotret seorang perempuan di dalam toilet terjadi di sebuah SPBU di Jalan Laksda Adisucipto, Sleman.
Guru Besar Psikologi Sosial dari Universitas Gadjah Mada, Koentjoro, mengatakan bahwa kasus tersebut didorong akibat rasa tidak percaya diri yang dimiliki oleh pelaku.
“Dia adalah orang yang tidak percaya diri,” kata Koentjoro saat dihubungi Pandangan Jogja, Selasa (7/11).
Ilustrasi seorang pria menonton video porno melalui handphone. Foto: Pexels
Di sisi lain, orang dengan tingkat percaya diri yang kurang itu banyak mengonsumsi konten-konten berbau seksual, terutama dengan semakin banyaknya konten-konten pornografi di internet yang sangat mudah diakses.
Hal itu membuat keinginan mereka untuk berhubungan seksual sangat besar. Mereka mulai memiliki khayalan-khayalan seksual akibat konten-konten pornografi yang banyak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
“Akibatnya karena dia tidak punya kepercayaan diri, maka yang terjadi adalah membayangkan yang terkait dengan itu, yang bisa mewakili pasangannya, yaitu mencuri pakaian dalam, mengintip, dan sebagainya,” jelasnya.
Guru Besar Psikologi Sosial UGM, Koentjoro. Foto: Dok. UGM
Ada kemungkinan juga mereka tidak memiliki akses untuk melakukan hubungan seksual, misalnya dengan cara melacur. Sebab, mereka tak punya uang untuk pergi ke tempat pelacuran, atau tidak tahu harus pergi ke mana untuk melacur.
“Sehingga dalam dirinya itu konflik keinginan seksual demikian menderu, akhirnya kemudian melihat apa yang menjadi representasi dari perempuan,” ujarnya.
Karena itu, biasanya pakaian dalam yang dicuri adalah pakaian dalam yang sudah dipakai lama. Bukan pakaian dalam baru yang dia curi dari toko.
“Karena kemudian dia cium-cium untuk membayangkan sensasi yang lain, bukan pakaian dalam yang baru,” kata Koentjoro.
ADVERTISEMENT