Konten Media Partner

Takmir Masjid yang Ketua Remajanya Cabuli 20 Anak Kaget: Anaknya Aktif

6 Februari 2023 17:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang ketua remaja masjid di Sleman berinisial AS (28) ditangkap karena mencabuli puluhan anak. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Seorang ketua remaja masjid di Sleman berinisial AS (28) ditangkap karena mencabuli puluhan anak. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang pemuda berinisial AS, yang merupakan ketua remaja masjid di Sleman menjadi tersangka pencabulan sekitar 20 anak dan remaja. Kepolisian menyebut aksi pencabulan itu sudah dilakukan sejak tahun 2013 silam dengan lokasi di dalam dan luar masjid.
ADVERTISEMENT
Polisi juga menyebut bahwa masjid yang menjadi tempat pencabulan tersebut adalah Baitul Faizin yang beralamat di Gamping Lor, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.
Takmir masjid Baitul Faizin periode 2021-2022, Sarno, mengkonfirmasi berita tersebut. Dia mengatakan juga mengatakan bahwa AS telah melakukan perbuatannya sejak tahun 2013 namun baru terungkap pada Januari kemarin setelah ada salah satu korban yang berani melaporkannya.
“Benar, laporan terakhir yang kami terima itu korbannya ternyata sampai 17 anak,” kata Sarno saat ditemui, Senin (6/2).
Sarno mengatakan bahwa dia sangat kaget ketika mendengar kasus tersebut dari salah satu pengurus masjid. Sebelum dibawa ke ranah hukum, dia juga sempat mendatangi pelaku untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi langsung.
“Dan dia mengakui bahwa dia memang melakukan hal tersebut,” ujarnya.
Masjid Baitul Faizin di Ambarketawang, Gamping, Sleman, yang merupakan lokasi pencabulan yang dilakukan oleh ketua remaja masjid. Foto: Widi RH Pradana
Menurutnya, pelaku adalah sosok pemuda yang cukup aktif dalam kegiatan-kegiatan masjid. Bahkan AS adalah orang yang menghidupkan organisasi kepemudaan masjid yang sebelumnya sempat mati suri karena pandemi. Bahkan, di bawah kepemimpinannya organisasi remaja masjid tersebut sempat mengadakan beberapa kegiatan besar seperti lomba dan jalan sehat.
ADVERTISEMENT
Selain aktif di kegiatan masjid, AS yang merupakan pegawai di sebuah perguruan tingi swasta di Yogya ini menurut Sarno juga dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan pemuda di sekitar masjid terutama kegiatan olah raga seperti futsal, sepak bola, hingga bulu tangkis.
“Saya sangat kaget sekaligus prihatin, karena anak ini sebenarnya aset, karena selain aktif dia juga bisa mengkoordinir remaja masjid. Selama ini saya juga tidak melihat kalau anak ini ada indikasi penyimpangan seperti itu,” kata dia.
Sarno mengatakan bahwa pengurus masjid saat ini menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada kepolisian. Meski begitu, dia berharap setelah ini pelaku mendapatkan rehabilitasi dan tidak dikucilkan di tengah masyarakat sehingga dia bisa pulih.
“Korban tentu akan kita upayakan untuk diberi pendampingan, terutama yang mengalami trauma. Bagi pelaku juga mestinya ada rehabilitasi, bukan malah dikucilkan, sehingga dia bisa sembuh dan kembali ke jalan yang benar,” kata Sarno.
ADVERTISEMENT