Tanda Kamu Hamil Sampai Kena Kanker, Kentutmu Bisa Tunjukkan Kondisi Kesehatanmu

Konten Media Partner
9 Desember 2021 15:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kentut adalah harta karun rahasia medis.
Ilustrasi wanita mencium bau wangi. Foto: Pixabay
Satu kesamaan yang dimiliki oleh seluruh orang di dunia ini, dari presiden, menteri, artis, sampai sampai rakyat biasa seperti kita adalah kentut. Semua orang kentut, dan memang harus begitu. Tubuh manusia memang dirancang untuk bisa kentut, paling tidak normalnya manusia kentut 10 sampai 20 kali dalam sehari.
ADVERTISEMENT
Tapi, seringkali kentut dilihat sebagai sesuatu yang memalukan dan menjijikan. Padahal, di balik baunya yang busuk, kentut ternyata dapat memberikan banyak petunjuk tentang kondisi kesehatanmu. Kentutmu yang bau, intensitas keseringannya, atau suaranya yang keras, dapat menjadi tanda dari kondisi kesehatanmu.
“Kentut bisa menjadi harta karun rahasia medis,” kata ahli gastroenterologi di Digestive Disease Medicine of Central New York, Harvey Hamilton Allen Jr., seperti dimuat oleh Discover Magazine, akhir November kemarin.
Lantas, apa saja yang dapat diungkap oleh kentut yang seringkali menjadi penyebab pertengkaran di tengah tongkrongan itu?
1. Lebih Sering Kentut Bisa Jadi Kamu Hamil
Ilustrasi kehamilan. Foto: Pixabay
Jika kamu perempuan, dan kamu lebih sering kentut dari biasanya, ada kemungkinan kamu sedang hamil. Ketika seseorang hamil, tubuhnya akan lebih banyak memproduksi hormon, termasuk progesteron. Hormon ini berfungsi untuk membantu menciptakan lapisan rahim dan mempertahankannya selama kehamilan. Di sisi lain, progesteron dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks dan memperlambat saluran pencernaan sehingga membuatnya lebih sering kentut dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Ahli gastroenterologi di Vanguard Gastroenterology di New York, Inessa Khaykis, mengatakan bahwa peningkatan gas di dalam perut selama kehamilan juga bisa disebabkan karena bayi yang menekan usus saat mulai tumbuh. Namun, itu hanya salah satu penyebab produksi gas yang berlebihan, masih banyak faktor lain yang bisa meningkatkan produksi gas pada seseorang.
“Pertumbuhan bakteri yang berlebihan dan beberapa infeksi parasit adalah kondisi lain yang dapat menyebabkan akumulasi cairan di perut yang juga dapat menyebabkan stress, tekanan pada saluran pencernaan,” kata Inessa Khaykis.
2. Memburuknya Kondisi Mental
Ilustrasi depresi. Foto: Pixabay
Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan hubungan antara kesehatan mental dan produksi gas pada tubuh manusia. Satu studi yang dipresentasikan di UEG Week Virtual 2021, sebuah konferensi gastroenterologi Eropa, menemukan bahwa serdawa dan kentut yang ekstrem ternyata berkaitan dengan gejala stress, kecemasan, dan depresi.
ADVERTISEMENT
Menurut American Psychological Association, stress dan kecemasan membuat otot seseorang menjadi tegang sebagai sebuah respons terhadap ancaman yang akan datang. Otot yang tegang, termasuk otot perut, menyebabkan perlambatan pencernaan.
Karena tidak dicerna secara efisien, membuat makanan lewat lebih lambat dan mengakibatkan perut kembung. Selain itu, stress juga membuat seseorang lebih sulit menelan makanan dan dapat meningkatkan jumlah udara setiap menelan. Hasilnya adalah peningkatan serdawa dan kentut.
3. Waspadai Kanker Jika Lebih Sering Kentut
Foto: Istimewa
Tidak ada yang aneh dari kentut. Tapi, jika seseorang merasa kembung dan sakit setiap kentut, itu bisa menjadi tanda gejala kanker. Sebab, kanker dapat menyebabkan penumpukan gas di saluran pencernaan, sehingga membuat seseorang lebih sering mengeluarkan gas. Ada beberapa jenis kanker yang dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sering kentut, yaitu kanker perut, kanker pankreas, serta kanker usus besar.
ADVERTISEMENT
Salah satu tanda kanker perut adalah kentut yang berlebihan disertai dengan sakit perut, muntah berdarah, dan bau mulut. Sementara itu, kanker pankreas akan menyebabkan gangguan pencernaan dan membuatnya sulit untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi, sehingga menyebabkan masalah gas dan kembung. Sedangkan kanker usus besar dapat menyumbat usus sehingga mengakibatkan penumpukan gas.
Selain kanker, penyakit crohn atau radang usus kronis juga dapat menyebabkan masalah serupa, menyumbat usus dan mengakibatkan penumpukan gas. Penderita crohn sering mengalami masalah pada usus kecil dalam menyerap nutrisi dari makanan. Makanan yang tidak tercerna menuju usus besar, akan menjadi tempat bakteri penghasil gas berpesta.
Selain itu, penyakit crohn yang parah membuat seseorang rentan terhadap pertumbuhan bakteri yang berlebihan hingga mengubah susunan mikrobioma usus. Sebuah studi yang diterbitkan Oxford University Press menemukan orang dengan penyakit crohn dan bakteri berlebihan di usus kecil memiliki kentut 75 persen lebih banyak daripada orang yang sehat.
ADVERTISEMENT
4. Hanya Tanda Penuaan
Ilustrasi usia lansia. Foto: Pixabay
Intensitas kentut yang semakin sering juga bisa disebabkan karena usia yang semakin tua. Bertambahnya usia seringkali membuat seseorang mengalami berbagai masalah kesehatan yang jadi penyebab meningkatnya produksi gas di dalam tubuh.
Misalnya penyakit diabetes, dimana orang-orang lansia lebih rentan mengalaminya. Dan salah satu konsekuensi dari diabetes adalah membuat perut menjadi kembung. Hal ini karena obat-obat yang dikonsumsi penderita diabetes seringkali memperlambat sistem pencernaan mereka.
“Itu dapat mempengaruhi usus mereka, yang dapat menyebabkan produksi gas berlebihan,” ujar Inessa Khaykis.
Jika kamu merasa ada yang tidak beres dengan kebiasaan kentutmu, alangkah baiknya kamu memeriksakan kesehatanmu kepada dokter. Sebab, menurut Khaykis, seringkali gejala suatu penyakit sangat mirip dengan gejala penyakit lain.
ADVERTISEMENT
“Jadi, dokter dapat menyaring tanda dan gejala tambahan untuk sampai pada kesimpulan yang tepat diagnosa,” ujarnya.
5. Bagaimana Mengatasi Kentut Berlebihan?
Ilustrasi sakit perut. Foto: Pixabay
Meskipun secara umum kentut adalah sesuatu yang normal, seringkali orang merasa tidak nyaman dengannya. Harvey Hamilton Allen Jr., mengatakan, jika seseorang tidak ingin membuat dirinya kentut seperti telur busuk selama sisa hidupnya, ada cara untuk meminimalkan produksi gas.
Sebagian besar kelebihan gas berasal dari makanan yang dimakan. Membatasi makanan tertentu, dapat membantu mengatasi serdawa dan kentut. Misalnya produk susu dan permen bebas gula dengan sorbitol (yang ditemukan juga dalam buah-buahan seperti persik dan apel), dapat membuat seseorang merasa kembung. Sedangkan makanan seperti ayam, bawang, dan kopi cenderung memiliki gas yang berbau karena memiliki senyawa bau alami yang dikenal sebagai belerang.
ADVERTISEMENT
Gas juga bisa disebabkan karena seseorang terlalu banyak menelan udara. Hal ini bisa terjadi karena seseorang makan terlalu cepat.
“Merokok dan mengunyah permen karet juga meningkatkan proses menelan, dan itu adalah hal yang sangat umum,” kata Allen.
Namun, kentut tidak dapat dihindari. Dan kamu tidak perlu menghindari sepenuhnya makanan yang menghasilkan gas seperti brokoli, kacang-kacangan, atau umbi-umbian, hanya karena mereka dapat meningkatkan produksi gas di dalam tubuh. Bagaimanapun, tubuh memerlukan makanan-makanan tersebut untuk urusan yang lain.
“Anda akan kentut, dan tidak apa-apa. Bahkan jika Anda merasa itu memalukan, ada baiknya untuk mengingat bahwa kentut sama alaminya dengan bernapas,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)