Tangis Haru Pecinta Keris: Bangkit setelah Dua Tahun Terpuruk karena Pandemi

Konten Media Partner
17 September 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bursa keris dalam Musyawarah Agung Senapati Nusantara (MAS) 2022 di Yogyakarta. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bursa keris dalam Musyawarah Agung Senapati Nusantara (MAS) 2022 di Yogyakarta. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Dua tahun lebih pandemi telah memporak-porandakan hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali dunia perkerisan nasional. Akibat pandemi COVID-19, sejak awal 2020 praktis tak pernah ada lagi aktivitas besar yang mempertemukan para pelaku perkerisan nasional.
ADVERTISEMENT
Baik pelaku budaya spiritual keris, para empu, pemerhati budaya, kolektor, pemerintah, swasta, maupun para pegiat ekonominya semua seperti mati suri. Hingga akhirnya, Senapati Nusantara, sebuah organisasi perkerisan nasional terbesar di Indonesia menggelar Musyawarah Agung Senapati Nusantara (MAS) 2022 yang dibuka pada Sabtu (17/9).
Agenda ini menjadi momentum bertemunya kembali para pelaku keris nasional melalui diskusi, pameran, hingga bursa keris yang dihadiri oleh para pelaku keris dari berbagai daerah di Indonesia. Melalui MAS 2022 ini, para pelaku keris nasional seolah tengah merayakan ‘lebaran perkerisan nasional’ setelah puasa hampir tiga tahun karena pandemi.
Ketua Pelaksana Harian Senapati Nusantara, MM Hidayat, mengatakan bahwa masa-masa kelam tiga tahun terakhir seperti sirna dalam sekejap dengan berlangsungnya MAS 2022 yang disertai dengan pameran dan bursa keris yang telah dimulai pada Jumat 16 September kemarin. Keharuan pecah, bahkan pada malam hari sebelum dibukanya MAS 2022, seluruh panitia menurut dia sampai menangis haru.
ADVERTISEMENT
“Kami, panitia MAS sampai nangis, semalam sampai nangis semua, barengan nangis dan mengucap syukur,” Hidayat saat membuka jumpa pers pembukaan MAS 2022 di Hotel Ros In, Yogyakarta, Sabtu (17/9).
Ketua Pelaksana Harian Senapati Nusantara, MM Hidayat. Foto: ESP
Hidayat juga mengatakan bahwa para pegiat keris sangat antusias untuk mengikuti agenda tersebut. Mereka optimis, bahwa MAS 2022 bisa menjadi momentum kebangkitan perkerisan nasional dari keterpurukan karena pandemi COVID-19.
“Antusiasme dan semangat kawan-kawan benar-benar seperti slogan MAS 2022 ini yakni Keris Nusantara untuk Indonesia Bangkit,” lanjutnya.
Hidayat menjelaskan, di hari pertama MAS pada Jumat (16/9) dari 73 paguyuban yang tergabung dalam Senapati Nusantara sudah 85 persen hadir. Di meja bursa atau trading keris dari rencana 90 stand ternyata harus tambah 70 lagi sehingga total ada 160 meja stand penjualan bursa keris.
ADVERTISEMENT
Para pelaku bursa keris datang dari seluruh penjuru nusantara; Jawa Timur dan Madura, Bali dan Lombok, Sulawesi, Sumatera, Jakarta, Jabar, Solo, Jogja, Semarang, dan daerah-daerah yang bahkan belum bergabung menjadi anggota Senapati Nusantara.
“Semalam kita ketambahan 1 anggota paguyuban lagi, dari Jombang,” ujarnya.
Bursa keris dalam Musyawarah Agung Senapati Nusantara (MAS) 2022 di Yogyakarta. Foto: Istimewa
Antusiasme para pelaku budaya dan spiritual keris serta para pelaku bursa keris ternyata juga sama dengan antusiasme para kolektor dan masyarakat umum peminat keris.
Pada hari pertama kemarin sebuah stand penjualan melaporkan sudah sukses mendapat penjualan senilai Rp 90 juta. Dari Jabar dan Surabaya melaporkan masing-masing sukses menjual Rp 150 jutaan.
“Semua laporan hari pertama belum masuk, kita perkirakan sudah lebih dari Rp 1 miliar di hari pertama kemarin. Perilaku kolektor juga edan-edan seperti menumpahkan kegembiraannya, mereka banyak yang masang tulisan siap barter dengan keris di mobilnya masing-masing. Padahal harga mobil-mobil kolektor itu minimal Rp 250 juta, mereka rindu membeli keris hebat,” pungkas Hidayat.
ADVERTISEMENT