Telur Elang Jawa di TNGHS Menetas, Satu Lagi Penguasa Langit Jawa Lahir

Konten Media Partner
13 Maret 2022 12:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Detik-detik menetasnya telur elang jawa di TNGHS disiarkan melalui Youtube Kemen LHK. Foto: Tangkapan layar Kemen LHK
zoom-in-whitePerbesar
Detik-detik menetasnya telur elang jawa di TNGHS disiarkan melalui Youtube Kemen LHK. Foto: Tangkapan layar Kemen LHK
ADVERTISEMENT
Kabar menggembirakan datang dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Telur elang jawa dikabarkan menetas pada Kamis, (11/3) dini hari. Kabar itu disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui akun Twitter resminya, @KementerianLHK.
ADVERTISEMENT
“Telur elang jawa tlah menetas sekitar pukul 01.40 WIB tanggal 11 Maret 2022, di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS),” tulis Kementerian LHK, Kamis (11/3) lalu.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa proses pengeraman telur itu telah dipantau secara langsung dan disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian LHK sejak 9 Maret 2022. Sekitar dua hari dipantau, akhirnya telur elang jawa menetas dengan kondisi anakan dalam keadaan sehat.
Sampai saat ini, kondisi anakan elang jawa tersebut masih terus dipantau untuk memastikan kondisi kesehatannya. Menetasnya telur elang jawa tersebut semakin istimewa karena sebentar lagi akan diperingati Hari Bakti Rimbawan pada 16 Maret mendatang. Hal ini juga jadi tanda keberhasilan upaya pelestarian elang jawa yang telah dilakukan selama ini.
ADVERTISEMENT
“Semoga dengan bertambahnya satwa ini menjadi harapan bagi pelestarian satwa dilindungi, dan menjadi penyemangat para rimbawan untuk terus berbakti kepada negeri,” lanjutnya.
Elang jantan membawakan makanan untuk elang betina dan anak mereka yang baru menetas. Foto: Tangkapan layar Youtube Kemen LHK
Sebagai informasi, elang jawa merupakan satwa endemik yang hanya ada di pulau Jawa. Dalam ekosistemnya, raptor atau burung pemangsa ini adalah predator puncak di dalam rantai makanan, sehingga perannya sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Sebagai predator puncak, lebar sayap elang jawa juga bisa mencapai 1,3 meter, dan biasanya ukuran elang jawa jantan lebih besar ketimbang elang jawa betina. Sepasang matanya yang sangat tajam jadi alat pengintai mangsanya yang sangat sempurna, meski berjarak cukup jauh.
“Ketajaman mata elang jawa juga menjadi salah satu keunikan, karena biasanya satwa ini bertengger di atas pohon yang sangat tinggi dan tetap bisa menerkam mangsa yang berada cukup jauh di bawah,” lanjutnya.
Elang betina memberi makan anaknya. Foto: Tangkapan layar Youtube Kemen LHK
Kementerian LHK juga mengajak masyarakat luas untuk ikut serta dalam melestarikan penguasa langit Jawa ini, meski hanya dengan cara yang paling sederhana yakni membiarkan mereka hidup bebas di habitatnya. Sejatinya satwa liar, sudah seharusnya elang jawa tinggal di alam liar.
ADVERTISEMENT
“Sobat Hijau, mari lestarikan elang jawa dengan cukup menikmatinya dari jauh tanpa harus dipelihara dan biarkan mereka untuk tetap terbang bebas di langit angkasa,” tulis Kementerian LHK.