Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Temuan Kasus Leptospirosis di Kota Yogya sudah Lampaui Tahun Lalu
25 Oktober 2023 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus penyakit Leptospirosis di Kota Yogyakarta tahun ini mengalami peningkatan. Sampai Oktober 2023, kasus Leptospirosis di Kota Yogyakarta sudah melampaui temuan kasus pada tahun kemarin.
ADVERTISEMENT
Catatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, per Oktober 2023 sudah ditemukan 22 kasus Leptospirosis di Kota Yogya. Sedangkan tahun 2022 kemarin, ditemukan kasus Leptospirosis sebanyak 16 kasus dengan 2 pasien di antaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menjelaskan bahwa rata-rata masyarakat yang tertular Leptospirosis karena mereka kurang memperhatikan kebersihan lingkungan.
“Rata-rata pemilik rumah yang menderita Leptospirosis ini, dekat dengan sawah, banyak beraktivitas mengolah sampah ataupun jarang memperhatikan kebersihan genangan air,” kata Emma Rahmi Aryani di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (24/10).
Ia menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang berasal dari air kencing hewan yang terinfeksi seperti tikus, anjing, atau hewan ternak lainnya. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui bagian tubuh yang luka atau lecet.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala seseorang yang mengalami Leptospirosis biasanya akan merasa sakit kepala, suhu tubuh tinggi, nyeri otot, badan menjadi lemas, serta mata memerah.
Untuk mencegah penularan penyakit ini semakin luas, Emma meminta kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan kebersihan lingkungan.
“Salah satunya dengan rajin membuang sampah yang ada di rumah. Selain itu, rajin menguras genangan air di kamar mandi agar tidak ada infeksi bakteri Leptospira,” ujarnya.