Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Musim berburu serigala di Wisconsin, telah selesai pada akhir Februari lalu. Tapi debat tentangnya belum berakhir dan akan terus mendorong percakapan bagaimana semestinya hubungan manusia dengan satwa lir. Sebab, pada dasarnya, perihal satwa liar bukanlah masalah manusia dengan satwa, melainkan manusia dengan manusia.
ADVERTISEMENT
Begini duduk perkaranya. Pemerintah negara bagian Wisconsin memberi izin kepada pemburu dan penjerat berlisensi untuk memburu serigala abu-abu. Antusiasme pemburu membludak, bahkan mereka sebenarnya sudah tidak melakukannya sejak tahun 2014.
Musim berburu kali ini, hanya 200 ekor serigala yang boleh dibunuh, dengan perincian 119 untuk pemburu dan 81 sisanya untuk suku Ojibwe –sebagai penduduk asli Amerika. Perburuan ini dimaksudkan untuk mengontrol populasi serigala abu-abu.
Ini tidak lepas dari penghapusan serigala dari daftar Satwa yang terancam punah. Oktober tahun lalu, pemerintahan Trump memutuskan bahwa satwa tersebut populasinya sudah cukup terpulihkan sehingga tidak lagi memerlukan perlindungan federal.
Keputusan administrasi Trump berarti negara bagian harus mengadakan satu musim berburu dalam setahun, yang berdasarkan undang-undang Wisconsin dimulai pada awal November dan berakhir 28 Februari. Sebagai informasi tambahan, menurut Nicholas Arrivo, pengacara Humane Society, Wisconsin adalah satu-satunya negara bagian AS yang mewajibkan musim berburu serigala tahunan jika hewan tersebut tidak dilindungi Undang-Undang Spesies Terancam Punah.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, seperti diberitakan The Guardian 3 Maret lalu: 216 serigala terbunuh dalam waktu kurang dari 60 jam. Angka itu melebihi kuota serigala yang boleh diburu dan mendorong otoritas Wisconsin untuk mengakhiri perburuan empat hari lebih awal dari yang seharusnya.
Pro dan Kontra
Megan Nicholson, yang memimpin Humane Society of the United States cabang Wisconsin, berkomentar dalam sebuah pernyataan, "Ini adalah minggu yang sangat menyedihkan dan memalukan bagi Wisconsin."
Februari adalah bulan bercinta, tidak hanya bagi manusia, namun juga serigala dan satwa-satwa lainnya. Setelah melewati musim kawin, dikhawatirkan para pemburu membunuh serigala hamil. Ini dapat berdampak parah pada populasi serigala.
Seperti kekhawatiran yang disampaikan pengacara Humane Society, Nicholas Arrivo, yang mengatakan ada kemungkinan banyak serigala hamil yang terbunuh minggu lalu atau mungkin ibu yang masih menyusui.
ADVERTISEMENT
Namun bagi Hunter Nation (organisasi para pemburu di AS), jumlah serigala yang diburu dalam waktu singkat itu menunjukkan satu hal: populasi yang sudah meningkat secara signifikan. Mereka membandingkannya dengan musim berburu tahun 2014. Kala itu, mereka membutuhkan waktu dua bulan untuk membunuh 100 serigala.
“Musim ini hanya butuh tiga hari!” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan, menggambarkan perburuan itu berjalan sukses. “Jelas, populasi serigala abu-abu telah meningkat secara signifikan selama waktu itu dan departemen SDA harus memperhatikan model populasi dan metode penghitungannya dengan serius.”
Dalam musim berburu kali ini, seorang pejabat negara memperkirakan ada sekitar 1.200 serigala abu-abu di negara bagian itu.
Masalah lainnya adalah, jumlah serigala yang dibunuh sudah jauh melampaui kuota yang dijatahkan pemerintah. 216 dari 119. Tentu saja angka ini menuai kecaman.
ADVERTISEMENT
“Musim ini menginjak-injak hak perjanjian suku, publik Wisconsin dan pengawasan satwa liar profesional,” kata seorang perwakilan dari Komisi Ikan dan Margasatwa Indian Great Lakes.
Suku Ojibwe memiliki jatah 81 serigala. Namun mereka seringkali menggunakan jatah mereka justru untuk melindungi serigala. Bagi orang-orang Ojibwe, serigala adalah hewan suci.
Serigala: Keluar Masuk Daftar Satwa Terancam
Pada 1950-an, serigala abu-abu yang berasal dari Wisconsin, punah dari negara bagian itu karena perburuan yang tidak diatur selama bertahun-tahun. Perlindungan yang ditingkatkan, seperti Undang-Undang Spesies Terancam Punah tahun 1973, membantu populasi pulih kembali.
Implikasi dari perlindungan ini sangat luas: sementara populasi serigala abu-abu telah turun menjadi sekitar 1.000 pada tahun 1970-an, jumlahnya sekarang berjumlah sekitar 6.000 di 48 negara bagian yang lebih rendah. Kebangkitan serigala di beberapa bagian negara disebut sebagai kisah sukses para konservasionis.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2012, serigala abu-abu dihapus dari daftar satwa dilindungi. Pemerintah Wisconsin kemudian memberikan tiga musim berburu. Pada 2012 (117 serigala terbunuh), pada 2013 (257), dan pada 2014 (154).
Setelah tiga tahun beruntun dibasmi, serigala kembali dimasukkan ke dalam Daftar Spesies yang Terancam Punah pada Desember 2014. Enam tahun berjalan tanpa pembantaian populasi serigala kembali naik, sampai pada Oktober 2020 kembali dicoret dari daftar.
Penghapusan serigala dari daftar adalah salah satu dari banyak peraturan lingkungan yang dibatalkan di bawah pemerintahan Trump, yang musim panas lalu mengumumkan aturan baru yang akan mempermudah penghapusan spesies dari daftar yang terancam punah dan melemahkan perlindungan untuk spesies yang terancam punah. (Anasiyah Kiblatovski / YK-1)
ADVERTISEMENT