Terbengkalai Sampai Jadi Kolam Pancing, Candi Kedulan di Sleman Akhirnya Dipugar

Konten Media Partner
19 Mei 2021 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto Candi Kedulan di Sleman dokumen BPCB DIY
zoom-in-whitePerbesar
Foto Candi Kedulan di Sleman dokumen BPCB DIY
ADVERTISEMENT
Sejak ditemukan pertama oleh para penambang pasir pada September 1993, Candi Kedulan yang terletak di Dusun Kedulan, Desa Tirtomartani, Kalasan, Sleman, akhirnya akan dipugar tahun ini. Candi Kedulan sempat terbengkalai selama bertahun-tahun, bahkan selalu tergenang air hingga dijadikan kolam ikan atau tempat pemancingan.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Zaimul Azzah mengatakan sebenarnya proses pemugaran ini mestinya sudah dilaksanakan sejak 2020 kemarin. Namun karena adanya pandemi COVID-19 mengakibatkan anggaran yang tadinya disiapkan untuk pemugaran Candi Kedulan mesti dialihkan untuk penanganan wabah. Tahun ini, pemugaran ditargetkan akan dimulai pada Juni mendatang dan selesai dalam kurun waktu enam bulan.
Sebenarnya pada 2018 candi ini sudah dilakukan pemugaran untuk pertama kali yang meliputi pemugaran candi utama dan pada 2019 dilakukan pemugaran tiga candi perwara. Pada tahun ini, pemugaran akan menyasar pagar candi yang kondisinya saat ini memang sudah rusak parah.
“Prosesnya memang sangat panjang, sejak September 1993 waktu para penggali pasir menemukan batu-batu candi, kemudian dilakukan studi ekskavasi, kami bekerja sama dengan Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya UGM, baru pada 2018 dilakukan pemugaran candi utama. Butuh waktu 25 tahun,” kata Zaimul Azzah dalam Gelar Wicara Cagar Budaya bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di Radio Sonora Yogyakarta, Rabu (19/5).
ADVERTISEMENT
Kendala utama dalam proses pemugaran Candi Kedulan menurut Azzah karena candi tersebut terdapat di bawah tanah, dan ketika digali ternyata banyak terdapat mata air sehingga membuatnya digenangi oleh air. Selain itu, di sebelah barat candi juga terdapat sungai yang elevasinya lebih tinggi dari candi tersebut sehingga membuat debit mata air semakin deras.
“Sehingga seperti kolam yang merendam di situ, sehingga digunakan untuk kolam pemancingan oleh masyarakat sekitar, karena memang belum dipugar, masih dalam tahap penelitian,” ujarnya.
Namun setelah beberapa tahun masalah itu akhirnya dapat diatasi dengan membuat saluran air untuk mengalirkan air ke luar kawasan candi. Namun di sisi lain, lokasi ditemukannya candi yang ada di bawah tanah ternyata juga memberikan keuntungan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Karena ada di bawah tanah, unsur-unsur Candi Kedulan masih relatif lengkap. Lain halnya jika lokasi penemuan tersebut ada di permukaan yang sangat riskan untuk hilang bagian-bagiannya.
“Arca-arca yang kita temukan, itu semuanya lengkap. Kemudian ada yoni, ada lingga, ada nandi, ini juga yang memberikan petunjuk bahwa Candi Kedulan merupakan candi Hindu,” ujar Azzah.
Runtuh Karena Erupsi Merapi
Berbeda dengan bangunan candi utama yang kini sudah terlihat jelas bentuk bangunannya, pagar candi saat ini masih dalam keadaan runtuh seperti ketika pertama ditemukan. Terlalu banyak bagian candi yang runtuh termasuk pagarnya, bahkan pagar sisi barat benar-benar habis dan belum ditemukan lagi komponennya.
Pamong Budaya Pertama BPCB DIY, Yoses Tanzaq, menjelaskan bahwa runtuhnya bangunan Candi Kedulan ini diperkirakan karena terdampak erupsi Merapi di periode erupsi yang belum diketahui secara pasti.
ADVERTISEMENT
Yoses menjelaskan ada dua bahan utama yang membentuk Candi Kedulan, yakni batuan andesit atau batu hitam untuk bangunan candi utama dan batuan tuf atau batu putih yang dipakai untuk membangun pagar candi. Pagar candi yang akan dipugar memiliki tinggi dari permukaan tanah sekitar 1,2 meter dengan ketebalan pada bagian kaki mencapai 1,5 meter. Sedangkan untuk ketebalan temboknya mencapai 0,8 meter.
“Dari luasannya, yang di sebelah timur itu panjangnya 40 meter, yang di utara dan selatan itu sekitar 30-an meter,” ujarnya.
Mestinya pagarnya memang ada di setiap sisi mengelilingi bangunan candi utama. Namun karena di sisi barat pagarnya sudah tidak ditemukan lagi sisa-sisanya. Dalam proses pengerjaannya, Yoses mengatakan bahwa pemugaran Candi Kedulan akan melibatkan masyarakat sekitar yang jumlahnya mencapai sekitar 50 orang, terutama yang sudah biasa terlibat dalam proses pemugaran candi.
ADVERTISEMENT
“Karena ini tidak ada sekolahnya, mengandalkan pengalaman,” ujarnya.
Terkendala Pembebasan Lahan
Foto Candi Kedulan di Sleman dokumen BPCB DIY
Setelah dilakukan pemugaran, nantinya akan dilakukan proses pemeliharaan sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya. Namun menurut Zaimul Azzah, permasalahan pengembangan Candi Kedulan cukup rumit karena adanya masalah pembebasan lahan.
“Untuk melakukan penataan lingkungan kan kita perlu tanah yang luas, kita memang sudah ada beberapa ribu meter persegi, tapi masih butuh banyak,” ujar Azzah.
Sebenarnya beberapa tahun yang lalu sudah dianggarkan dana untuk pembebasan lahan, namun sampai sekarang belum ada kesepakatan dengan masyarakat setempat sehingga proses pembebasan lahan tersebut belum bisa dieksekusi. Padahal menurut Azzah, kawasan Candi Kedulan punya potensi ekonomi yang cukup besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya serta untuk mendukung kegiatan pendidikan lintas keilmuan.
ADVERTISEMENT
“Kita minta kesadaran masyarakat lah untuk bisa membebaskan lahan dengan harga wajar,” ujarnya.
Saat ini, sebenarnya beberapa kawasan Candi Kedulan juga sudah mulai dimanfaatkan. Misalnya di sisi selatan candi yang sudah dimanfaatkan oleh Bumdes sebagai tempat camping. Jika nantinya penataan kawasan bisa lebih optimal sesuai dengan master plan yang sudah dibuat, pemanfaatan yang bisa dilakukan oleh masyarakat bisa lebih besar lagi.