Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Terinspirasi Kasus Vina Cirebon, Pelaku Pengeroyokan di DIY Coba Kelabui Polisi
23 Agustus 2024 14:21 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
15 pelaku pengeroyokan di Yogya hingga membuat korbannya tewas mengaku terinspirasi dari kasus Vina Cirebon untuk menghilangkan jejak.
ADVERTISEMENT
Setelah mengantar korban ke rumah sakit, pelaku memberikan keterangan palsu bahwa korban adalah korban kecelakaan lalu lintas, bukan korban pengeroyokan.
Hal itu disampaikan oleh Kasat Reskrim, AKP Probo Satrio, di Mapolresta Yogyakarta, Jumat (23/8).
“Mereka ini mengatakan kok bisa ada skenario begini, (mereka) terinspirasi dari kasus Vina Cirebon,” kata Probo Satrio, Jumat (23/8).
Sebagai informasi, pengeroyokan itu dilakukan oleh 15 pelaku di sebuah tempat futsal di Kota Yogyakarta pada 16 Agustus silam. Korban, F (30), meninggal dunia akibat pengeroyokan tersebut.
Para pelaku menganiaya korban dengan cara menendang, memukul, memukul dengan krat bir, memukul dengan botol minuman keras, hingga menyundut rokok.
“Untuk hasil dari visum et repertum sementara dengan kesimpulan sebab matinya akibat kekerasan benda tumpul pada kepala yang menyebabkan pendarahan di atas dan di bawah selaput keras serta di dalam otak,” jelasnya.
Setelah melakukan penganiayaan, para pelaku sempat mengantar korban ke RS Bethesda Yogyakarta. Salah seorang pelaku kemudian memberikan keterangan palsu, bahwa korban mengalami kecelakaan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban mengalami luka di kepala bagian belakang akibat benda tumpul dan sundutan rokok. Setelah diselidiki, diketahui bahwa korban tak mengalami kecelakaan, namun karena dikeroyok pelaku.
Polisi telah menangkap 9 dari 15 pelaku, yakni GRS; YA; SP; SA; RA; NG; YD; FA; dan AD. Sedangkan 6 orang pelaku lainnya masih buron, yakni DN; WS; EW; LZ; GL; dan DT.
Polisi menyebut, mereka melakukan penganiayaan karena kesal sering diadu domba oleh korban.
“15 orang ini adalah 3 kelompok juru parkir. Jadi kalau korban sedang di kelompok ini, korban mengadu kalau kelompok lain seperti ini. Tapi ternyata (menurut tersangka) tidak ada (tidak benar) sehingga tersangka merasa dongkol,” ujarnya.
ADVERTISEMENT