Tiket Candi Borobudur untuk Turis Asing Naik Jadi Rp 500 Ribu, ASITA DIY Protes

Konten Media Partner
22 Februari 2023 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan sedang menyaksikan Candi Borobudur. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan sedang menyaksikan Candi Borobudur. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
Rencana pemerintah menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur turut mempengaruhi industri pariwisata di DIY. Meski belum ada kepastian, namun pemerintah berencana menaikkan harga tiket masuk untuk turis lokal menjadi Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu, sedangkan untuk turis mancanegara sebesar Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
Penasihat DPD Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, mengatakan rencana kenaikan harga tiket Candi Borobudur itu mulai dirasakan dampaknya oleh para pelaku industri wisata di DIY.
Apalagi sampai sekarang belum jelas berapa kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Di sisi lain, para pelaku industri wisata telah meneken kontrak tarif wisata pada awal tahun ini.
“Jadi kalau nanti harga tiket destinasi wisata naik, tentu teman-teman di industri wisata ini akan merugi,” kata Edwin Ismedi saat dihubungi, Rabu (22/2).
Dia juga mengatakan bahwa sekitar 70 persen anggota ASITA DIY bergerak untuk melayani pasar wisatawan asing atau inbound. Sementara itu, Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan asing saat berkunjung ke DIY.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita jual paket wisata dengan harga yang terlalu mahal, itu bisa membuat mereka kabur,” lanjutnya.
Stupa pada Candi Borobudur. Foto: Pixabay
Saat ini, pesaing utama industri wisata DIY menurut dia adalah Thailand. Selama ini, Thailand menurut dia telah menawarkan paket-paket wisata dengan harga yang murah.
“Apalagi akses ke Thailand lebih udah daripada ke Indonesia. Kalau wisata kita lebih mahal lagi, ini jadi kekhawatiran kita, bahwa turis-turis mancanegara akan beralih ke Thailand,” ujarnya.
Apalagi saat ini wisatawan juga sudah tidak boleh naik ke atas Candi Borobudur. Hal itu menurut dia akan membuat wisatawan asing berpikir ulang untuk datang ke Candi Borobudur.
Sebab, menaiki Candi Borobudur dan melihat langsung relief dari dekat merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara, terutama wisatawan dari Jepang dan Korea Selatan. Hal itu juga yang menurut dia membuat tak ada wisatawan dari Jepang yang datang ke Yogya sejak tahun lalu, padahal sebelum pandemi jumlah wisatawan dari Jepang mencapai seribuan orang tiap tahun.
ADVERTISEMENT
“Mereka sudah bayar mahal, terus sampai Candi Borobudur hanya foto-foto saja, padahal mereka sudah jauh-jauh datang,” kata Edwin Ismedi.