Konten Media Partner

Toko Dasi Bercerita: Pembeli Terbanyak di Jogja adalah Mahasiswa Ingin Sidang

6 Juli 2024 13:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dasi bermotif di Rumah Dasi. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Dasi bermotif di Rumah Dasi. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dasi menjadi hal yang dibutuhkan mahasiswa saat ingin menjalani sidang ujian tugas akhir. Banyaknya mahasiswa di Jogja, membuat pembeli dasi terbanyak di Jogja adalah kalangan mahasiswa. Hal itu diungkapkan oleh Pemilik Rumah Dasi, Syahrial, kepada tim Pandangan Jogja dengan program Toko Bercerita.
ADVERTISEMENT
Syahrial yang memiliki toko dasi di Jalan Lowanu, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa dasi yang paling laris dan seringkali dibeli oleh mahasiswa itu adalah dasi polos berwarna hitam.
“Dasi paling banyak dicari itu yang warna hitam, dan laris saat ada orang manten, anak-anak wisuda, dan sidang, acara-acara yang resmi,” kata Syahrial, Selasa (2/7).
Dasi berwarna hitam polos yang menjadi incaran mahasiswa Jogja saat akan jalani sidang tugas akhir. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Syahrial juga mengakui kalau toko ini memiliki setidaknya ribuan stok dasi dengan ragam variasi yang bermacam-macam. Bukan hanya dasi, aksesoris yang berkaitan dengan penampilan formal juga disediakan di toko ini.
“Di sini ada dasi model katun, polos, kupu-kupu, suspender belt, jepit dasi, sampai ikat pinggang,” ungkap Syahrial.
Pemilik Rumah Dasi, Syahrial. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Untuk dasi polos, harga dimulai dari Rp 40 ribu, dasi corak ada di angka Rp 45 ribu, dasi kupu-kupu Rp35 ribu, sedangkan untuk dasi katun Rp 65 ribu. Aksesoris seperti penjepit dasi mulai dari Rp 35 ribu sampai Rp 65 ribu, sedangkan suspender belt dan sabuk variatif mulai Rp 65 ribu sampai Rp 150 ribuan.
ADVERTISEMENT
Dia juga menjelaskan bahwa dasi-dasi ini didatangkan dari distributor asal Jakarta yang mengimpor produk olahan dasi asal Tiongkok.
“Distributornya dari Jakarta, barang-barangnya impor dari Tiongkok. Bukan meragukan barang lokal, tapi bahannya memang halus barang impor,” jelasnya.
Ragam penjepit dasi yang disediakan Rumah Dasi. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Kelengkapan toko dasi ini diakui juga oleh salah satu pembeli yang merupakan mahasiswa, Annisa. Dia mengungkapkan kalau Rumah Dasi memang lengkap dalam menjajakan varian dasi.
“Beli di sini karena ada acara dalam waktu dekat, dan aku tidak mau pakai attire formal kayak dress, tapi mau pakai dasi dan kemeja gitu. Aku lagi nyari dasi yang polos, garis-garis, jadi ngambil beberapa. Beli buat fashion dan ke depannya juga,” kata Annisa.
Pengunjung Rumah Dasi, Annisa, sedang memilih ragam dasi. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Syahrial mengatakan bahwa toko ini baru berjalan selama dua tahun. Dia dulunya merupakan pedagang emperan di Malioboro yang kemudian mencoba membuka toko dasi setelah adanya relokasi PKL di Malioboro.
ADVERTISEMENT
“Saya dulu jualan aksesoris ngemper di Malioboro dari tahun 1993. Kemudian, waktu pandemi Covid ada pembaruan di sana, saya dipindah. Anak-anak saya masih sekolah, jadi saya harus tambah penghasilan dan akhirnya membuka toko dasi ini,” ucap Syahrial.