Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Toko Lokalti Bercerita: Teh Terpopuler di Jogja Berasal dari Wilayah Pantura
4 September 2024 15:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wilayah Pantai Utara (Pantura) seperti Tegal, Pekalongan, dan Batang, merupakan beberapa lokasi yang menjadi rumah dari berbagai merek teh di Indonesia. Kepopuleran merek-merek teh di daerah tersebut, membuat mereka menjadi pilihan utama untuk diolah sebagai teh racikan di wilayah Jogja.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Pemilik Kedai Lokalti Perdamaian, Arga, saat ditemui Pandangan Jogja dalam program Toko Bercerita, Kamis (29/8). Dia mengakui kalau teh yang diraciknya kebanyakan menggunakan produk yang berasal dari wilayah Pantura.
“Dari Pantura banyak, dari Batang, Tegal, dan Slawi. Memang dari mereka yang paling populer di Jogja karena terpusat di sana,” ucap Arga di Kedai Lokalti Perdamaian yang terletak di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.
Total ada 90 produk teh di Kedai Lokalti Perdamaian yang diracik menjadi 43 varian teh Nusantara. Selain merek teh dari Pantura, Arga yang sudah membuka kedainya sejak 2015 lalu, juga menjual ragam produk dari luar Pulau Jawa. Ada dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
“Jogja ada dari Kulon Progo, terus ada juga yang bukan teh dari Jogja, tapi dijualnya kebanyakan di Gunung Kidul. Dari Solo banyak teh juga. Terus dari luar Pulau Jawa itu ada dari teh Sumatera, terus Kalimantan ada,” jelas Arga.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya mengikuti resep racikan yang sudah dikenal secara luas, Arga juga menciptakan racikannya sendiri. Ada 7 racikan yang diakuinya hanya ada di Kedai Lokalti Perdamaian.
Tujuh racikan itu adalah Loro A Tea, Mantan Manten, Lik Yadi, Spesial Solo, Mbak Winarsih, Gajul, dan Ekspektasi. Rentang harga di Kedai Lokalti Perdamaian adalah Rp 8 ribu dan ada juga yang dihargai Rp 18 ribu.
Usaha ini dimulai Arga karena keresahannya akan budaya minum teh di Jogja yang masih menganggap teh itu kebutuhan sekunder. Berbeda dengan Solo, yang menurutnya teh itu memiliki kelas yang tinggi.
“Kultur minum teh orang Jogja itu tidak sama seperti orang Solo. Di Solo itu, teh sangat agung, itu yang membuat saya bikin Kedai Lokalti. Saya melihat teh di Jogja itu hanya sebagai sekunder gitu. Selesai makan, minumnya es teh, tanpa orang mikir tehnya itu apa. Tapi kalau di Solo itu benar-benar teh itu punya kelas yang tinggi. Bahkan di daerah Tawangmangu, itu ada satu gelas teh isinya 7 jenis teh,” ungkap Arga.
ADVERTISEMENT
Produk dari Kedai Lokalti Perdamaian juga dapat dipesan secara online melalui marketplace. Untuk ukuran 100 gram, dihargai Rp 43 ribu. Sedangkan paket 7 toples 30 gram, mereka memasang harga Rp 199 ribu.