Konten Media Partner

Toko Peti Mati Bercerita: Harga sampai Rp 20 jutaan, Pembeli Bukan Hanya Nasrani

22 Juni 2024 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ragam peti mati di Toko Sedyo Rahayu Yogyakarta, harganya mulai dari Rp 1,2 juta sampai Rp 24 jutaan, dan pembelinya bukan hanya umat Nasrani. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ragam peti mati di Toko Sedyo Rahayu Yogyakarta, harganya mulai dari Rp 1,2 juta sampai Rp 24 jutaan, dan pembelinya bukan hanya umat Nasrani. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Harga peti mati di Kota Yogyakarta bisa mencapai Rp 20 jutaan. Pembelinya juga tidak terbatas pada umat Nasrani, namun ada juga peruntukan bagi umat Muslim dengan beberapa kondisi yang membutuhkan peti mati saat proses kedukaan.
ADVERTISEMENT
Hal itu diakui oleh staff operasional Toko Sedyo Rahayu, toko peti mati yang sudah berusia 40 tahun, saat Pandangan Jogja kunjungi dengan program Toko Bercerita.
“Range harga mulai dari Rp 1,2 juta paling rendah. Kalau untuk Nasrani, itu sudah termasuk salib kayu, kain tile, kaus kaki, kaus tangan, itu sudah termasuk satu paket. Yang termahal mungkin Rp 24 juta. Untuk Muslim nanti ada harga sendiri,” kata Staff Operasional Sedyo Rahayu, Leon Bhumi.
Staff Operasional Sedyo Rahayu, Leon Bhumi. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
“Tidak harus yang Kristiani (pembelinya). Untuk yang bukan Kristiani, kalau ada penyakit yang menular atau luka basah itu kan disarankan pakai peti,” sambung staff lainnya, Ariyani.
Untuk peti mati seharga Rp 1,2 juta adalah peti standar dengan kain rajut. Peti termahal ada di angka Rp 24,5 juta dengan tekstur kayu berkualitas tinggi dan pola ukiran yang rumit. Terlaris, ada peti dengan ukiran Perjamuan Kudus dengan harga beragam.
Peti mati keluaran terbaru Sedyo Rahayu seharga Rp 24,5 juta. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Sedyo Rahayu juga menyediakan dispensasi harga bagi warga kurang mampu. Mereka memperbolehkan siapa saja yang sedang kesulitan finansial untuk tetap mendapatkan peti mati yang layak untuk pemakaman.
ADVERTISEMENT
“Misalnya ada keluarga yang kurang mampu, nanti bisa kontak kami saja. Nanti untuk prosedurnya kami bantu. Ada dana berapa, kami terima,” ucap Ariyani.
Staff Operasional Sedyo Rahayu, Ariyani. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Dispensasi itu dijelaskan oleh Ariyani dan Leon sebagai salah satu filosofi yang ditanamkan oleh pemilik toko Sedyo Rahayu, Maria Tatiek dan Yos Tata Bhumi sejak berdirinya toko ini.
“Filosofi dari Pak Tata, dia bilang kalau dia bukan pemilik toko ini. Bahkan dia sebut dirinya hanya sebagai karyawan. Pemilik dari toko ini adalah yang di atas, Tuhan,” kata Leon.
Papan nama Sedyo Rahayu dari tampak depan toko. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Selain itu, filosofi ini juga berkaitan dengan peristiwa gempa yang melanda Jogja pada 2006 lalu. Alih-alih menaikan harga peti mati, Sedyo Rahayu menggratiskan mayoritas peti mati yang ada di toko saat itu.
ADVERTISEMENT
“Waktu gempa 2006, kami juga memberikan peti jenazah untuk warga yang terdampak. Saat itu bahkan sampai stok habis. Ada yang datang, langsung saja kami suruh cek ke gudang untuk ambil sendiri,” jelas Leon.
Peti mati dengan ukiran perjamuan, peti terlaris di Sedyo Rahayu. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Selain menyediakan peti mati, Sedyo Rahayu juga melayani jasa kedukaan, seperti ambulans, catering, karangan bunga, rias dan pemandian jenazah, pemindahan kerangka ke makam baru, sampai pembuatan peti khusus bagian tubuh yang terpotong.
“Kalau ada orang dengan penyakit gula dan kakinya harus diamputasi, kami juga menyediakan peti mati khusus. Misal mau memindahkan makam juga bisa. Ada peti kerangka khusus sepanjang 1,5 meter untuk memindahkan kerangka ke makam baru,” kata Leon.
Toko Sedyo Rahayu beralamatkan di Jl. Gambiran No.5, RT.30/RW.08, Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Toko ini buka selama 24 jam penuh.
ADVERTISEMENT