Konten Media Partner

TPA Piyungan Mau Tutup Lagi, 110 Ton Sampah Sleman Mau Dibuang ke Mana?

14 Januari 2024 19:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan sampah di TPA Regional Piyungan, Bantul, DIY. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di TPA Regional Piyungan, Bantul, DIY. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Kabupaten Sleman tengah berkejaran dengan deadline untuk memperbesar kapasitas pengolahan sampah secara mandiri. Pasalnya, pada April mendatang diperkirakan kapasitas zona transisi 2 TPA Regional Piyungan penuh sehingga harus ditutup.
ADVERTISEMENT
Sementara saat ini, Sleman masih banyak bergantung pada TPA Regional Piyungan sebagai tempat pembuangan sampah mereka setiap hari. Sampai saat ini, Sleman masih membuang 110 ton sampah per hari ke Piyungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Epiphana Kristyani, mengatakan saat ini pihaknya sedang berusaha untuk mempercepat progress desentralisasi pengolahan sampah secara mandiri.
Kini, Sleman memang sudah memiliki TPST Tamanmartani secara teori dapat mengolah 90 ton sampah setiap hari dengan tiga modul pengolah yang tersedia. Namun, dalam praktiknya TPST tersebut ditargetkan dapat mengolah sampah sebanyak 60 ton per hari.
Selain di Tamanmartani, Sleman juga sedang membangun TPST lain di Minggir. Saat ini, proses pembangunan infrastruktur bangunan sudah selesai, tinggal melakukan instalasi mesin-mesin pengolahan yang akan dioperasikan.
ADVERTISEMENT
“Kami pasang dua modul di TPST Minggir, di atas kertas harusnya bisa mengolah 60 ton sampah per hari. Tapi kami hanya berani menargetkan 40 ton sampah per hari,” kata Epiphana Kristyani saat dihubungi Pandangan Jogja pada Jumat (12/1).
TPST Tamanmartani, Sleman. Foto: Dok. Pemkab Sleman
Masalahnya sampai saat ini belum ada akses jalan yang dapat dilewati truk-truk pengangkut sampah menuju TPST Minggir ini. Rencananya, akan segera dibangun akses jalan sepanjang sekitar 1 kilometer menuju TPST setelah anggaran tahun ini ditetapkan.
“Sehingga targetnya sudah bisa dioperasionalkan dengan baik di awal Maret,” ujarnya.
Dengan dua TPST ini, maka saat TPA Regional Piyungan ditutup pada April mendatang, Sleman sudah bisa mengolah 100 ton sampah secara mandiri.
Ke depan, Sleman juga akan melakukan optimalisasi kapasitas pengolahan di TPS3R dan transfer depo. TPS3R dan transfer depo tersebut nantinya akan dilengkapi dengan perlengkapan yang hampir sama dengan TPST. Dengan begitu, masing-masing TPS3R dan depo tersebut dapat mengolah sampai paling tidak 5 ton per hari.
ADVERTISEMENT
“Sehingga kalau kami sekarang sudah menyediakan empat transfer depo dan dua TPS3R, berarti ada tambahan kapasitas sekitar 30 ton per hari,” ujarnya.
Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, saat ditemui di kantornya pada Jumat (28/7) siang. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Selain itu saat ini juga ada tiga TPS3R yang mendapatkan CSR sehingga masing-masing diharapkan dapat mengolah 5 ton sampah per hari, jadi ada tambahan kapasitas 15 ton.
“Sehingga 145 ton sampah harusnya bisa kita kelola di Sleman sampai tahun 2024, sambil kami akan menyediakan TPST lagi yang di Sleman tengah, di Donokerto,” kata Epi.
Di TPST yang akan dibangun di Donokerto itu, rencananya akan dipasang tiga modul pengolah sehingga dapat mengolah 60 ton sampah per hari. Dengan begitu, total sampah yang dapat dikelola secara mandiri di Sleman bisa menyentuh angka 205 ton per hari.
ADVERTISEMENT
“Semoga semuanya lancar sesuai rencana, sehingga kita bisa mengolah semua sampah kita secara mandiri,” ujarnya.