TPST di Sleman Sudah Bisa Produksi 30 Ton Bahan Bakar Industri Semen dari Sampah

Konten Media Partner
23 Januari 2024 19:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses pengolahan sampah di TPST Tamanmartani. Foto: Dok. Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Proses pengolahan sampah di TPST Tamanmartani. Foto: Dok. Pemda DIY
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Tamanmartani di Kalasan, Sleman, telah berhasil mengolah sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF) dari sampah.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, RDF adalah bahan bakar yang dihasilkan dari pengolahan sampah, yang biasa dipakai sebagai alternatif pengganti batubara di berbagai industri, salah satunya industri semen.
Pada Selasa (23/1), Pemkab Sleman telah melakukan pengiriman perdana RDF sebanyak 30 ton yang dihasilkan TPST Tamanmartani ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI), yang merupakan bagian dari Semen Indonesia Group.
Proses pengiriman perdana RDF produksi Tamanmartani, Sleman. Foto: Pemda DIY
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, melalui sambutan yang dibacakan Sekda DIY, Benny Suharsono, dalam acara pengiriman perdana RDF di TPST Tamanmartani, mengatakan bahwa pengiriman perdana RDF ini dapat menjadi tonggak pencapaian penting bagi perwujudan komitmen bersama dalam upaya memberi nilai baru bagi sampah.
Namun, hal ini tidak semata-mata soal pengurangan volume sampah atau soal memperpanjang usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA). RDF juga menyentuh isu konservasi sumber daya alam, reduksi emisi gas rumah kaca, pengurangan polusi, pembangkitan energi, diversifikasi sumber energi, pengembangan ekonomi, kepatuhan regulasi, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
"Dengan kata lain, meski konsep RDF sama sekali bukan hal yang baru, namun situasi dan kondisi terkini di tataran global telah memperkuat posisi RDF. RDF dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi dalam mendorong kehidupan dan penghidupan yang lebih baik bagi semua," ujar Benny membacakan sambutan Sultan, Selasa (23/1).
Proses pengolahan sampah di TPST Tamanmartani. Foto: Pemda DIY
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengatakan bahwa dari 30 ton RDF yang dikirim perdana tersebut, 15 ton berasal dari pengolahan sampah organik, dan 15 ton dari sampah anorganik.
“Kami tentu berharap pengiriman ini dapat menjadi sebuah awal baru pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman yang berwawasan lingkungan,” kata Kustini
Ke depan, TPST Tamanmartani yang dibangun di tanah kas desa (TKD) seluas 11.684 meter persegi dapat mengolah sampah dengan kapasitas 60 ton per hari. Dari kapasitas pengolahan sampah sebesar itu, dalam sehari TPST Tamanmartani dapat menghasilkan 45 ton RDF.
ADVERTISEMENT
“Dengan rincian 20 ton RDF dari sampah organik dan 25 ton dari sampah anorganik,” ujarnya.