Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Ucapan Duka dari Butet Kertaradjasa dan Banyak Tokoh untuk Arsitek Eko Prawoto
13 September 2023 22:02 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Budayawan Yogya, Butet Kartaredjasa, mengunggah kabar duka di akun media sosial Facebooknya. Salah seorang arsitek Yogya yang paling dihormati saat ini, Eko Prawoto, meninggal dunia pada Rabu (13/9).
ADVERTISEMENT
Eko Prawoto adalah arsitek kontemporer Yogya yang berpengaruh dalam perkembangan arsitektur Yogya saat ini.
"Baru saja Pak Eko Prawoto, arsitek alumni UGM dan pensiunan Dosen Universitas Kristen Duta Wacana Yogya, pulang sowan Gusti Allah," tulis Butet di media sosialnya, Rabu (13/9).
"Siang tadi Rama Sindhunata dan Rama Banar memenuhi harapan Pak Eko supaya berkenan mendoakan dan menguatkan hatinya," lanjutnya.
Dalam unggahan tersebut, Butet juga menyampaikan terima kasihnya kepada Eko Prawoto yang telah mendesain rumahnya.
"Terima kasih Pak Eko yang telah berkenan membuat tempat berlindung keluarga kami, mendesain rumah tinggal dan warung Bu Ageng. Sumangga Gusti," ujar Butet.
Ucapan duka juga disampaikan oleh kurator seni yang juga Direktur Yayasan Biennale Jogja, Alia Swastika. Melalui media sosialnya, Alia mengungkapkan kesedihannya yang mendalam atas kepergian Eko Prawoto.
ADVERTISEMENT
Alia juga mengatakan bahwa Eko Prawoto merupakan sumber inspirasi dari gelaran Biennale Jogja ke-17 yang akan segera digelar pada tahun ini.
"Pak Eko Prawoto, selamat jalan Pak. Saya terlalu sedih dan tidak siap kehilangan. Terlalu banyak hal baik, terlalu bermakna. Pak Eko adalah inspirasi untuk semua yang kami lakukan dalam perjalanan BJ (Biennale Jogja) 17.
Semoga mendapatkan tempat istirahat terindah, lebih dari Pari Klegung dan semua yang bapak ciptakan di sana," tulis Alia.
Kesan mendalam terhadap sosok Eko Prawoto juga disampaikan pendiri sekolah alternatif Sanggar Anak Alam (SALAM) Yogyakarta, Toto Rahardjo.
Toto mengungkapkan, ia sangat menghormati sosok Eko Prawoto meski usianya lebih tua. Dia juga mengenang masa-masa bersama Eko Prawoto saat mengurus Kampung Kali Code di era Romo Mangun.
ADVERTISEMENT
"Ternyata bersamanya, berteman sudah lumayan lama. Sejak urusan Code bersama Romo Mangun. Setelah urusan code ketemu lagi di Duta Wacana, dan selalu ketemu di Kuwera DED (markas Romo Mangun)," tulis Toto Rahardjo.
Toto bersama Eko Prawoto juga pernah terlibat dalam kegiatan pembuatan rumah yang cepat dipasang-lepas untuk kaum urban yang rentan menghadapi penggusuran.
"Setelah Romo Mangun wafat, kami berdua sempat mengenang Romo Mangun dengan cara mewujudkan gagasan Romo Mangun yaitu tentang desain rumah yang cepat dipasang dan cepat dicopot-copot khusus untuk warga, kaum urban yang potensial digusur-gusur," ujarnya.
Mengutip Archinesia, Eko Prawoto adalah sosok yang selalu berusaha berpikir kritis untuk mengingat kembali akar budaya sebagai pijakan dalam menghasilkan karya arsitektur kontemporer.
ADVERTISEMENT
Konsistensi dan pemikiran yang mendalam menjadikannya sebagai salah satu sosok berpengaruh dalam perkembangan arsitektur di Indonesia.