Konten Media Partner

Usia 35 Tahun ke Atas, 6 Bulan Menikah tapi Belum Hamil? Segera Periksa

7 Februari 2025 13:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pasangan yang telah menikah tetapi belum juga hamil dalam jangka waktu 6-12 bulan perlu mewaspadai kemungkinan adanya gangguan kesuburan. Apalagi bagi pasangan yang usianya sudah di atas 35 tahun, risiko penurunan kesuburan akan lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, dr. Shofwal Widad, Sp.OG (K), dalam acara Cultural Fusion Wedding Showcase di Mustika Yogyakarta Resort and Spa, Kamis (30/1).
Menurut dr. Widad, terdapat batas waktu yang perlu diperhatikan terkait kesuburan pasangan suami istri. "Jika pasangan sudah menikah selama 12 bulan tetapi belum hamil, maka itu sudah memenuhi kriteria gangguan kesuburan, dengan catatan usia istri di bawah 35 tahun," jelasnya.
Dokter Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fertilitas RSUP Dr. Sardjito, dr. Shofwal Widad, Sp.OG (K). Foto: UGM
Namun, bagi pasangan yang salah satu atau keduanya berusia 35 tahun ke atas, risiko penurunan kesuburan lebih tinggi. Oleh karena itu, jika dalam waktu 6 bulan setelah menikah belum ada tanda-tanda kehamilan, disarankan untuk segera melakukan konsultasi medis.
ADVERTISEMENT
"Kesuburan memang mengalami penurunan secara gradual sebelum usia 35 tahun. Namun, setelah melewati usia tersebut, penurunannya semakin cepat. Karena itu, perlu lebih waspada," lanjutnya.
Penyebab Gangguan Kesuburan
Dalam acara yang membahas berbagai aspek pernikahan tersebut, dr. Shofwal Widad juga mengungkapkan beberapa faktor utama penyebab gangguan kesuburan. Pada perempuan, salah satu penyebab dominan adalah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau sindrom ovarium polikistik, yang dapat menghambat perkembangan sel telur. Kondisi ini bisa semakin diperburuk oleh obesitas, pola hidup tidak sehat, serta kurangnya aktivitas fisik.
Peserta Wedding Showcase bersama Puteri Indonesia di Mustika Yogyakarta Resort and Spa pada Kamis (30/1). Foto: Viantika Sepsheala/Pandangan Jogja
"Seharusnya, di masa subur, ada sel telur yang berkembang. Namun, pada kondisi PCOS, perkembangan sel telur terganggu. Jika ditambah dengan obesitas, kurang bergerak, atau gaya hidup tidak sehat, dampaknya bisa lebih serius," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sementara pada laki-laki, kualitas sperma merupakan faktor utama yang memengaruhi kesuburan. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, serta pola hidup yang tidak sehat juga berkontribusi terhadap gangguan kesuburan.
Pentingnya Pemeriksaan Medis
Untuk memastikan penyebab gangguan kesuburan, dr. Widad menyarankan pasangan untuk menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit atau klinik. Pemeriksaan ini mencakup berbagai aspek, seperti analisis sperma, USG untuk memeriksa kondisi organ reproduksi istri, pengecekan kemungkinan adanya sumbatan di saluran telur, serta deteksi adanya kista di indung telur.
"Jika usia istri masih di bawah 35 tahun, evaluasi kesuburan bisa dilakukan setelah 12 bulan menikah tanpa kehamilan. Namun, bagi yang berusia 35 tahun ke atas, sebaiknya segera diperiksa jika dalam 6 bulan pertama belum ada tanda-tanda kehamilan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menjaga pola hidup sehat, mengatur pola makan, dan berkonsultasi dengan dokter sejak dini adalah langkah penting dalam perencanaan kehamilan. Dengan pemahaman yang tepat, pasangan bisa lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan terkait kesuburan mereka.