Viral Pengemudi Fortuner Ngamuk, Apakah Jenis Mobil Bisa Buat Orang Jadi Arogan?

Konten Media Partner
13 Februari 2023 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Insiden penabrakan kendaraan di Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Insiden penabrakan kendaraan di Jakarta Selatan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aksi pengemudi mobil Toyota Fortuner yang merusak sebuah mobil Honda Brio di Senopati, Jakarta Selatan, viral di media sosial, Sabtu (11/2) malam. Dalam video tersebut, pengemudi Fortuner tampak sedang marah sambil memukul sebuah mobil Brio, bahkan di akhir video pengemudi Fortuner tersebut sempat menabrakkan mobilnya ke mobil Brio tersebut.
ADVERTISEMENT
Aksi pengemudi Fortuner yang menarik perhatian publik seperti ini sudah terjadi beberapa kali. Hal itu membuat banyak warganet yang memberikan stigma arogan kepada pengemudi Fortuner dan mobil sejenis seperti Pajero.
Tapi, apakah jenis mobil dapat mempengaruhi psikologis dan membuat seseorang jadi lebih arogan?
Guru Besar Psikologi dari FKKMK UGM, Yayi Suryo Prabandari, mengatakan bahwa ada kemungkinan jenis mobil mempengaruhi perilaku seseorang. Meski begitu, sampai saat ini belum ada studi atau penelitian yang khusus membahas tentang pengaruh jenis kendaraan terhadap perilaku seseorang.
Hipotesisnya, perilaku-perilaku pengguna jalan yang arogan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama karena harga mobil yang dia kendarai relatif mahal.
“Karena takut hilang, takut keserempet, takut kegores,” kata Yayi Suryo Prabandari dalam acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Kampus UGM, Senin (13/2).
ADVERTISEMENT
Ketakutan itu membuat pemilik kendaraan tersebut menjadi posesif kepada mobilnya. Sehingga jika ada orang lain yang membahayakan mobilnya dia akan lebih mudah untuk reaktif.
Guru Besar Psikologi dari FKKMK UGM, Yayi Suryo Prabandari. Foto: Widi RH Pradana
Selain itu, dengan membeli mobil dengan harga yang relatif mahal, seseorang menurut Yayi akan merasa memiliki power yang lebih besar ketimbang pengguna jalan yang lain. Apalagi mobil tersebut juga memiliki ukuran yang relatif lebih besar daripada kendaraan pribadi lain yang ada di jalan, hal itu bisa membuat pengemudinya semakin merasa berkuasa di jalanan.
“Karena dia merasa lebih punya power, lebih punya kuasa di jalan, sehingga membuat seseorang jadi lebih arogan,” kata dia.
Kondisi ini menurut dia juga tidak hanya terjadi pada jenis kendaraan roda empat. Pengemudi sepeda motor menurut dia juga bisa merasa lebih arogan jika mengendarai sepeda motor yang lebih besar dan harganya lebih mahal.
ADVERTISEMENT
“Itu sebenarnya bisa diatasi dengan policy, dengan kebijakan. Bahwa peraturan dan kebijakan yang ada di jalan raya harus ditaati oleh semua orang,” ujarnya.
Yayi juga menekankan pentingnya pengelolaan waktu jika seseorang akan bepergian. Jika akan bepergian, seseorang harus memperhitungkan benar waktu yang dia butuhkan untuk sampai ke tujuannya.
“Kalau tidak ada manajemen waktu, berangkatnya mepet-mepet, di jalan dia akan kesusu-susu (tergesa-gesa), kalau macet di jalan semua dia marahi,” kata Yayi Suryo Prabandari.