Konten Media Partner

Wamenpar, Ni Luh Puspa, Tanggapi Rencana Penutupan Plengkung Gading Yogya

28 Januari 2025 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenpar, Ni Luh Puspa, saat bertemu dengan awak media di Kalasan, Sleman, Senin (27/1). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wamenpar, Ni Luh Puspa, saat bertemu dengan awak media di Kalasan, Sleman, Senin (27/1). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menanggapi rencana uji coba penutupan Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya yang berada di sisi selatan Alun-Alun Kidul (Alkid) Yogya.
ADVERTISEMENT
Ni Luh menyampaikan, setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah tentu sudah melewati kajian yang matang.
“Saya rasa apa yang diambil keputusan pasti sudah melalui kajian, sudah melalui pertimbangan yang matang, nanti kita lihat ke depannya,” kata Ni Luh saat ditemui wartawan di Kalasan, Sleman, Senin (27/1).
Jika kebijakan ini menuai pro dan kontra, ia juga menyampaikan Kementerian Pariwisata akan mengajak Pemerintah Daerah untuk berdiskusi.
“Kalau memang ini menuai pro kontra dan lain sebagainya tentu kami dari Kemenpar akan mendiskusikannya dengan pemilik, yaitu Pemda," ujarnya.
Bird-eye-view Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto: Tyas A. Putra | Copyright: © Management Unit for the Cosmological Axis of YogyakartaSource: Nomination dossier
Selain Plengkung Gading, Ni Luh juga menanggapi rencana pembatasan wisatawan yang diizinkan naik ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Rencana ini pun menuai protes dari sejumlah kalangan.
ADVERTISEMENT
Ni Luh bilang, status warisan budaya dunia yang dimiliki Candi Borobudur membuatnya mendapatkan perhatian khusus dari dunia. Karena itu, kondisi bangunan candi harus benar-benar diperhatikan, jika tidak bukan tidak mungkin statusnya sebagai warisan budaya dunia akan dicabut oleh UNESCO.
"Sustainable Borobudur itu harus benar-benar diperhatikan karena kalau terjadi kerusakan dan lain sebagainya itu bisa dicabut status warisan dunianya itu," ujarnya.
"Nah kebijakan yang diambil itu saya rasa pertimbangannya saya rasa arahnya pasti ke sana, bagaimana keberlanjutan, bagaimana juga menjaga situs budaya ini," kata Ni Luh Puspa.