Konten Media Partner

Warga Kronggahan Sleman Tolak Pembangunan Kelab, Pasang Spanduk Sepanjang Jalan

4 September 2024 11:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spanduk penolakan kelab malam yang dipasang oleh warga Kronggahan, Sleman. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk penolakan kelab malam yang dipasang oleh warga Kronggahan, Sleman. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga di Dusun Kronggahan, Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Sleman, menolak rencana pembangunan kelab malam di wilayah mereka. Warga memasang sejumlah spanduk penolakan di sepanjang jalan dusun.
ADVERTISEMENT
Pemasangan spanduk-spanduk ini sudah dilakukan oleh warga sejak Sabtu (31/8) kemarin.
Tokoh masyarakat Kronggahan, Heru Subagyo, mengatakan bahwa penolakan kelab malam tersebut karena khawatir akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat sekitar. Terlebih, tanah yang akan dipakai untuk membangun kelab tersebut berstatus sebagai tanah kas desa (TKD) atau tanah kalurahan.
“Kami menolak dibangunnya kelab ini, kegiatan yang akan dimungkinkan adalah banyak kemaksiatannya dan merugikan generasi anak cucu kita,” kata Heru saat ditemui Pandangan Jogja, Selasa (3/9).
“Kronggahan ada 10 RW, semua menolak itu,” tegasnya.
Spanduk penolakan kelab malam yang dipasang oleh warga Kronggahan, Sleman. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Heru mengatakan ada sekitar 100 spanduk penolakan tersebut yang mereka pasang. Pantauan Pandangan Jogja, beberapa spanduk yang berada di tepi jalan raya Ring Road Utara tertulis ‘Menolak Keras Pembangunan Hiburan Malam’, ‘Kronggahan Bersatu, Lurahe Ngelu’, ‘Butuhku Sholawat, Udu Maksiat’.
ADVERTISEMENT
“Yang masang lebih dari 100 orang dari pemuda sama bapak-bapak. Spanduknya sekitar segitu (100-an), yang di dalem Kronggahan juga ada, gang-gang,” kata Heru.
Pembangunan proyek tersebut kata Heru sebenarnya telah dimulai sejak 22 Juli. Pada saat itu, warga sudah mulai resah dan menolak pembangunan tersebut.
“Gongnya yang tanggal 31 Agustus kemarin, itu hasil rembukan warga selama beberapa kali,” ujar Heru.
Heru dan Suranto, warga Kronggahan, Sleman. Foto: Resti Damayanti/Pandangaan Jogja
Senada dengan Heru, warga Kronggahan lain bernama Suranto mengatakan para warga baru mengetahui informasi pembangunan tersebut saat 21 Juli malam dari pihak kalurahan.
“(Tanggal) 21 (Juli) malam sosialisasi, 22 (Juli) langsung ada backhoe,” kata Suranto.