Waspada, Hampir Semua Wilayah di Indonesia Berisiko Tinggi Penularan Polio

Konten Media Partner
14 Juni 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kaki pasien polio. Foto: Podsy/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kaki pasien polio. Foto: Podsy/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski Indonesia sudah mendapat sertifikat bebas polio sejak 2014 silam, namun ternyata hampir semua wilayah di Indonesia kini memiliki risiko tinggi terjadinya persebaran polio. Apalagi setelah ditemukannya Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Aceh pada akhir 2022 dan di Jawa Barat pada Maret 2023 silam.
ADVERTISEMENT
Polio adalah salah satu penyakit yang menyerang sistem saraf dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan permanen pada penderitanya.
Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK KMK) Universitas Gadjah Mada, Yodi Mahendradhata, mengatakan bahwa ditemukannya KLB polio di Aceh dan Jawa Barat tersebut menunjukkan bahwa masih ada polio di Indonesia.
Hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian serius mengingat virus polio dapat menyebar dengan sangat cepat.
“Indonesia kita tahu masih termasuk dalam risiko tinggi terjadi KLB serta turunnya cakupan imunisasi sebagai dampak pandemi COVID-19,” kata Yodi Mahendradhata dalam webinar ‘Indonesia Waspada KLB Polio: Pembelajaran Eradikasi Polio yang Perlu Dikuatkan’, pada Rabu (14/6).
Ketua Tim Imunisasi WUS & Surveilans PD31 dan KIPI Kementerian Kesehatan, Endang Budi Hastuti. Foto: FKKMK UGM
Ketua Tim Imunisasi WUS & Surveilans PD31 dan KIPI Kementerian Kesehatan, Endang Budi Hastuti, menjelaskan bahwa status bebas polio yang diterima Indonesia sejak 2014 memang tidak semata-mata Indonesia bebas dari risiko penularan polio.
ADVERTISEMENT
Saat ini total ada empat kasus polio aktif di Indonesia, tiga di Aceh dan satu di Jawa Barat. Meski jumlahnya tidak banyak, namun temuan ini mesti menjadi alarm bahaya untuk segera melakukan upaya pencegahan penularan yang makin luas.
“Perlu kita ingat bahwa penemuan satu kasus polio ini merupakan suatu kejadian luar biasa, apalagi lebih dari satu kasus,” kata Endang.
Dari peta risiko persebaran polio yang dimiliki Kemenkes, hampir semua wilayah di Indonesia masuk kategori risiko tinggi persebaran polio. Saat ini, 296 kabupaten/kota dan 21 provinsi di Indonesia memiliki risiko tinggi persebaran polio.
“Sebetulnya masih ada juga yang risiko rendah dan sedang, tapi secara keseluruhan Indonesia berisiko tinggi untuk transmisi polio ini,” ujarnya.
Ilustrasi vaksin polio. Foto: Shutter Stock
Terjadinya KLB polio di beberapa daerah di Indonesia menurut dia disebabkan karena cakupan imunisasi rutin polio yang rendah selama beberapa tahun terakhir, serta surveilans yang kurang memadai. Karena itu, untuk mencegah terjadinya penularan polio maka cakupan imunisasi rutin harus tinggi (minimal 95 persen) dan merata sampai di tingkat desa atau kelurahan untuk menjamin terwujudnya kekebalan kelompok atau herd immunity,
ADVERTISEMENT
“Cakupan imunisasi rutin polio ini harus tinggi dan merata, minimal 95 persen sampai dengan tingkat desa atau kelurahan,” ujar Endang Budi Hastuti.