Konten Media Partner

Yogyakarta Royal Orchestra Kecewa Tak Bisa Penuhi Permintaan Tiket yang Tinggi

24 Agustus 2024 18:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses latihan Yogyakarta Royal Orchestra di Keraton Yogyakarta. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Proses latihan Yogyakarta Royal Orchestra di Keraton Yogyakarta. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Tiket reservasi untuk Konser Kamardikan yang digelar oleh Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) pada tanggal 24 Agustus di Benteng Vredeburg ludes dalam waktu singkat, mencerminkan betapa besar antusiasme publik terhadap pertunjukan musik klasik ini.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (21/8) di Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta, YRO sedang melakukan persiapan intensif untuk konser tersebut. Meski antusiasme masyarakat luar biasa, Panghageng Kawedanan Kridamardhawa Keraton Yogyakarta, KPH Notonegoro mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak bisa memenuhi permintaan tiket yang begitu tinggi.
"Kami kecewa karena tidak bisa melayani permintaan masyarakat yang begitu tinggi. Harapannya, pemerintah daerah bisa memfasilitasi adanya gedung pertunjukan yang lebih representatif," ungkap KPH Notonegoro.
Panghageng Kawedanan Kridamardhawa Keraton Yogyakarta, KPH Notonegoro. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Meski sudah berusaha untuk mengakomodasi permintaan, keterbatasan kapasitas venue menjadi kendala utama.
"Kami sudah mencoba mencari pihak ketiga yang lebih profesional dengan kapasitas server yang lebih kuat, tapi masih jebol juga. Servernya down karena diserang oleh terlalu banyak peminat," tambahnya.
Kehadiran YRO yang jarang ditemui masyarakat turut menyumbang fenomena ini. YRO tidak hanya membawakan repertoar klasik, tetapi juga mengemas musik tradisional dan nasional dengan aransemen orkestrasi klasik, yang menambah daya tariknya.
ADVERTISEMENT
"Masyarakat jarang mendapatkan suguhan yang seperti itu, jadi pada saat melihat pertunjukan ini, mereka ada kesan khusus," jelas KPH Notonegoro.
Proses latihan Yogyakarta Royal Orchestra di Keraton Yogyakarta. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
YRO juga akan lebih banyak menggali potensi dan memberikan ruang yang lebih untuk pemain perempuan. Hal ini dikarenakan masih belum seimbangnya komposisi pemain perempuan dan laki-laki dalam YRO. Pihaknya lalu melakukan ‘blind audition’, seperti yang dilakukan oleh beberapa orkestra dunia.
"Kedepannya kita ingin menampilkan gender balance lah di Jogja di Keraton Yogyakarta Royal Orkestra ini. Kami juga sudah mencoba melakukan yang sama (blind audition) dan ternyata memang ada beberapa pemain wanita yang kemudian hasil audisinya itu sangat bagus, yang kemudian kita minta untuk menjadi solois,” tegas KPH Notonegoro.
Menjelang akhir tahun 2024, YRO sudah merencanakan serangkaian konser yang menarik, termasuk konser untuk merayakan 75 tahun hubungan Indonesia dengan Italia, serta kolaborasi dengan Angkatan Udara dalam acara Semarak Dirgantara.
ADVERTISEMENT
"Di akhir tahun Desember, kami berencana menutup dengan satu konser, konser akhir tahun yang menampilkan repertoar klasik dengan paduan suara," tambahnya.
Dengan segala tantangan yang ada, Yogyakarta Royal Orchestra tetap berkomitmen untuk menghadirkan yang terbaik bagi para pecinta musik klasik di Yogyakarta. Antusiasme publik yang tinggi menjadi pendorong semangat bagi YRO untuk terus melangkah maju.