#YogyaTidakAman Trending Twitter, Klitih Bikin Geram Pelaku Ekonomi Jogja

Konten Media Partner
28 Desember 2021 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi klitih atau kejahatan malam remaja di Yogya. Foto: Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi klitih atau kejahatan malam remaja di Yogya. Foto: Kumparan
ADVERTISEMENT
Aksi kejahatan jalanan klitih di Yogyakarta kembali membuat geram. Tagar #YogyaTidakAman, menggema di media sosial Twitter, setelah seorang pengguna Twitter perempuan mengaku baru saja menjadi korban klitih pada Senin, (27/12) sore.
ADVERTISEMENT
Tak butuh waktu lama, unggahan pengguna akun twitter dengan akun @kinderpoyyy itu langsung mendapat banyak respons dari warganet lain. Sehari berselang, unggahan itu telah mendapat balasan hingga 1.273 kali, diretweet sebanyak 5.209 kali, serta disukai lebih dari 22 ribu kali. Unggahan itu juga yang memicu tagar #YogyaTidakAman dan Klitih menjadi trending topic di Twitter.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengaku sangat geram dengan pelaku-pelaku kejahatan jalanan ini. Menurut dia, kasus ini sangat berpengaruh terhadap sektor pariwisata yang kini baru mulai berusaha untuk pulih setelah dihantam pandemi.
“Kita sangat prihatin, di saat kondisi pandemi ini sektor pariwisata akan bangkit malah dihantam dengan hal-hal yang merusak citra pariwisata,” kata Dedy ketika dihubungi, Selasa (28/12).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, ada tiga suasana utama yang mesti dimiliki dan diwujudkan oleh suatu tempat jika dia ingin menjual pariwisata. Tiga suasana itu di antaranya suasana aman, sehat, dan nyaman. Tanpa ketiganya, maka jangan harap akan banyak orang yang tertarik berwisata ke tempat tersebut.
“Klitih ini jelas mengganggu keamanan, kenyamanan, dan kesehatan, tentu ini sangat berpengaruh buruk bagi sektor wisata,” lanjutnya geram.
Dedy berharap supaya pemerintah dan aparat keamanan bisa lebih tegas dalam menangani aksi kejahatan jalanan ini. Apalagi kejadian seperti ini sebenarnya sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya. Dedy khawatir jika hal ini terus berlanjut, wajah pariwisata Jogja akan semakin tercoreng, padahal saat ini pemerintah DIY sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat juga bisa membantu aparat untuk menangani ini dengan mengontrol anak-anak atau tetangga-tetangganya supaya tidak terjerumus ke pergaulan yang tidak sehat,” ujar Dedy Pranowo.
Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Wawan Harmawan. Menurut dia, aksi-aksi kejahatan jalanan klitih yang marak terjadi di Yogyakarta selama beberapa tahun terakhir tentu berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian DIY. Kondusifitas di suatu wilayah, menurutnya akan berpengaruh terhadap iklim investasi dan perekonomian masyarakat.
Contoh paling nyata adalah menurunnya tingkat kunjungan wisatawan dan konsumsi masyarakat. Maraknya kejahatan jalanan pada malam hari, tentu akan membuat masyarakat takut untuk keluar rumah.
“Imbasnya kan tingkat konsumsi jadi turun, dari situ saja sudah kelihatan kalau kasus ini sangat berpengaruh terhadap perekonomian,” kata Wawan ketika dihubungi hari ini. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT