Konten dari Pengguna

Tren Tindak Plagiarisme pada Kalangan Mahasiswa

Pandu Setyo Wicaksono
Mahasiswa S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
19 Juni 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandu Setyo Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Plagiarisme, suatu tindakan praktik mengambil ide, kata-kata, atau karya orang lain tanpa memberi penghargaan yang pantas merupakan sebuah kasus yang telah ramai diperbicangkan dalam dunia akademik belakangan ini. Hal ini tidak hanya perbuatan melanggar etika akademik, tetapi juga merusak kepercayaan dan integritas institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan tindak plagiarisme bukan hanya tentang menghindari konsekuensi hukum atau akademik, tetapi juga tentang membangun integritas akademik dan kemampuan intelektual yang kuat bagi mahasiswa sebagai bagian integral dari proses pembelajaran mereka.
Foto: Pandu Setyo Wicaksono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya
Mahasiswa yang terlibat dalam plagiarisme tidak hanya mencuri karya orang lain tanpa izin, tetapi juga mengakui karya tersebut sebagai milik mereka sendiri. Hal ini tidak hanya menipu dosen, namun juga merusak kepercayaan pada lingkungan sekitar seperti pertemanan dan sebagain tetapi juga mengakui karya tersebut sebagainya.
Tindak plagiat juga memiliki konsekuensi serius secara akademik. Mahasiswa yang tertangkap melakukan plagiat dapat dihadapkan pada sanksi yang berat, mulai dari peringatan hingga diskualifikasi dari program studi. Perilaku ini tidak hanya menghambat kemajuan akademik mereka, tetapi juga dapat merusak peluang karir masa depan. Banyak institusi pendidikan dan perusahaan menganggap plagiat sebagai pelanggaran serius terhadap etika dan integritas, dan mereka mungkin enggan untuk mempekerjakan individu yang memiliki riwayat catatan plagiat.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, tindak plagiat juga akan menciptakan lingkungan yang tidak adil bagi mahasiswa lain yang telah bekerja keras. Ketika seseorang melakukan plagiat, mereka mendapatkan keuntungan tanpa usaha yang sesuai, sementara rekan-rekan mereka yang bekerja keras tidak dihargai sepenuhnya. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan dalam lingkunga akademik dan dapat mengurangi motivasi mahasiswa yang berusaha untuk mencapai kesuksesan dengan cara yang jujur.
Selain konsekuensi akademik, kebiasaan plagiarisme juga dapat merusak reputasi dan integritas pribadi mahasiswa. Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, plagiarisme lebih mudah terdeteksi dan memiliki potensi untuk menciptakan dampak yang berkepanjangan. Mahasiswa yang dikenal melakukan tindakan plagiarisme mungkin akan kehilangan kepercayaan dari dosen, rekan sejawat, dan masa depan.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana mahasiswa dapat menghindari jatuh ke dalam kebiasaan plagiarisme? Langkah pertama adalah memahami konsep plagiarisme dengan jelas dan menyadari konsekuensi yang mungkin terjadi. Mahasiswa harus belajar cara yang benar untuk mengutip dan merujuk sumber-sumber informasi, serta mengembangkan keterampilan penulisan yang kuat. Berkonsultasi dengan dosen atau penasihat akademik juga dapat membantu dalam memastikan bahwa karya yang dihasilkan orisinal dan sesuai dengan etika akademik yang benar.
Foto: Pandu Setyo Wicaksono, Dua Mahasiswi sedang berdiskusi
Secara keseluruhan, kebiasaan melakukan tindak plagiarisme memiliki dampak yang merugikan bagi mahasiswa secara akademik, profesional, dan pribadi. Melalui membangun kesadaran akan pentingnya integritas akademik dan mempraktikkan kejujuran intelektual, mahasiswa dapat melindungi masa depan mereka dan membangun reputasi yang kuat sebagaiprofesional yang dapat dipercaya dan beretika. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk terus mendorong dan mendukung pembentukan kebiasaan tidak plagiarisme di antara mahasiswa mereka.
ADVERTISEMENT