Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Kereta Api Indonesia: Murah tapi Tidak Merata, Mewah tapi Tidak Terjangkau
1 Februari 2025 3:04 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Pandu Wahyu Aji tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga sahabat, Raka, Asti, dan Sari, berbagi cerita saat mereka pulang ke kampung halaman masing-masing dengan moda transportasi yang berbeda. Raka memulai cerita tentang pengalamannya naik kereta ekonomi bersubsidi. Ia mengeluh tentang kursi yang tegak 90 derajat sehingga membuat perjalanan terasa tidak nyaman, ditambah suasana gerbong yang penuh dengan anak-anak kecil yang berisik karena orang tua mereka terlihat kewalahan menjaga. Sari pun menimpali bahwa ia merasakan hal serupa. Menurutnya, suasana penuh sesak di kereta ekonomi adalah konsekuensi dari tiket murah yang sering menjadi pilihan bagi keluarga besar yang ingin bepergian bersama.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Raka dan Sari, Asti membagikan pengalaman yang lebih menyenangkan karena ia berkesempatan naik kereta eksekutif. Ia menggambarkan suasana yang kondusif, dengan jumlah penumpang yang lebih sedikit dan anak-anak yang tenang di tempat duduk mereka. Ia berpendapat bahwa suasana nyaman ini mungkin terkait dengan kemampuan ekonomi penumpang kereta eksekutif yang lebih stabil, sehingga mereka bisa memilih moda transportasi yang lebih nyaman. Diskusi pun berlanjut ke arah kesadaran bahwa kondisi ekonomi seseorang tidak hanya memengaruhi pilihan transportasi, tetapi juga dinamika sosial di tempat umum seperti kereta.
Raka kemudian menyimpulkan bahwa orang dengan kondisi ekonomi terbatas cenderung memilih kereta bersubsidi, terutama jika mereka bepergian bersama keluarga besar. Sebaliknya, keluarga dengan ekonomi yang lebih baik memiliki kebebasan untuk memprioritaskan kenyamanan dalam perjalanan mereka. Sari menambahkan bahwa perbedaan ini mencerminkan bagaimana pendapatan dan kondisi ekonomi masyarakat dapat memengaruhi keputusan sehari-hari, termasuk dalam memilih moda transportasi. Akhirnya, mereka menyadari bahwa pengalaman mereka dalam perjalanan pulang ini tidak hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang realita sosial yang erat kaitannya dengan kondisi ekonomi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kereta Api Subsidi: Harga Lebih Murah, Tapi Tidak untuk Semua Daerah
Kereta api subsidi hadir sebagai opsi ekonomis untuk perjalanan kereta jarak jauh maupun jarak sedang. Walaupun tidak secara spesifik diperuntukkan bagi masyarakat dari golongan ekonomi tertentu, harga tiket yang terjangkau menjadikan kereta ini penyelamat bagi mereka yang ingin tetap pulang kampung tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Murahnya harga tiket ini dikarenakan subsidi yang diberikan pemerintah melalui PSO (Public Service Obligation) yang bertujuan untuk membantu mobilitas masyarakat.
Namun, kenyamanan sering kali menjadi pengorbanan terbesar. Kursi pada kereta subsidi saat ini tegak 90 derajat, berhadapan, dengan jarak yang rapat antar kursi, sehingga terasa kurang nyaman khususnya untuk perjalanan yang memakan waktu belasan jam. Anak-anak yang dibiarkan bermain dan berkeliaran di dalam kereta seringkali menambah ketidaknyamanan. Seringkali juga, beberapa penumpang terpaksa meminta saling tukar kursi untuk bisa duduk berhadapan dengan keluarga atau teman mereka. Hal-hal tersebut tentunya menjadi pengorbanan besar dibalik harga tiket yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, keberadaan kereta subsidi tentunya sangat membantu mobilitas masyarakat, khususnya mereka yang merantau jauh atau berasal dari golongan menengah ke bawah. Mereka dapat pulang kampung atau bepergian tanpa harus mengeluarkan biaya besar, meskipun harus mengorbankan kenyamanan. Sayangnya, tidak semua jalur dilalui oleh kereta subsidi, yang artinya masyarakat di wilayah tertentu harus memilih moda transportasi lain atau menggunakan kereta komersial yang harganya lebih mahal.
Kereta Api Komersial: Fasilitas Lebih Baik, Tapi Tidak untuk Semua Kalangan
Di sisi lain, kereta komersial menawarkan pengalaman perjalanan yang jauh lebih nyaman. Dengan berbagai pilihan layanan seperti ekonomi, ekonomi premium, bisnis, hingga eksekutif, penumpang dapat memilih fasilitas sesuai dengan anggaran dan kebutuhan mereka. Kereta ini lebih fleksibel untuk semua golongan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kini, kenyamanan dari kereta api komersial tidak hanya didapat di kelas ekonomi premium keatas. Sejak akhir tahun 2023, kereta ekonomi mulai di-upgrade secara bertahap menjadi rangkaian “Ekonomi New Generation”. Meskipun upgrade ini belum dilakukan ke semua rangkaian kereta ekonomi, namun kereta ekonomi komersial lebih diprioritaskan untuk di-upgrade dibandingkan kereta ekonomi subsidi. Hal ini tentunya berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan penumpang.
Fasilitas yang didapat pun berbeda-beda tergantung kelas yang dipilih. Untuk ekonomi new generation saja misalnya, kursinya kini menghadap ke depan semua karena kursi dapat diputar sesuai arah kereta atau preferensi penumpang, sandarannya bisa diatur, dan jarak antar kursi yang cukup luas memberikan pengalaman perjalanan yang jauh lebih baik dibandingkan kereta ekonomi subsidi. Semakin tinggi kelasnya, tentunya semakin bagus pula fasilitas yang disediakan. Meskipun harga tiket kereta komersial lebih mahal, kenyamanan yang ditawarkan menjadikannya pilihan utama bagi masyarakat yang mengutamakan kualitas perjalanan.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak semua masyarakat memilih kereta api komersial karena kemauan. Beberapa diantara mereka terpaksa memilih kereta ini karena jalurnya tidak dilewati kereta subsidi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, khususnya untuk masyarakat menengah ke bawah yang menjadikan kereta subsidi sebagai pilihan utama untuk mobilitas.
Keterbatasan Subsidi dan Ketimpangan Fasilitas
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 8,57% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun 2024. Kelompok ini sangat bergantung pada transportasi murah seperti kereta subsidi untuk perjalanan jarak jauh maupun sedang, terutama saat musim mudik. Dengan pendapatan rata-rata kelompok masyarakat ini yang sering kali tidak cukup untuk menutupi kebutuhan dasar, transportasi yang terjangkau menjadi kebutuhan utama. Namun, keterbatasan jalur kereta subsidi sering kali membuat mereka tidak punya pilihan selain menggunakan kereta komersial yang lebih mahal. Selain itu, persaingan untuk mendapatkan tiket kereta subsidi sangat ketat, terutama pada musim liburan atau hari besar. Sistem penjualan tiket secara daring sering kali menciptakan "war tiket" yang membuat banyak orang tidak kebagian tiket. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa kebijakan subsidi saat ini belum mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Selain ketimpangan pada distribusi jalur, fasilitas pada kereta subsidi juga masih jauh dari ideal. Kursi yang tegak 90 derajat dan jarak antar kursi yang rapat terasa kurang memadai untuk perjalanan jarak jauh. Kondisi ini tidak hanya menurunkan kenyamanan perjalanan, tetapi juga berpotensi memengaruhi kesehatan penumpang, terutama bagi lansia atau anak-anak. Sama seperti kereta komersial, pembaruan fasilitas pada kereta subsidi juga perlu diperhatikan, mengingat tingginya ketergantungan masyarakat berpenghasilan rendah terhadap moda transportasi ini. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan, tetapi juga memastikan bahwa transportasi murah tetap layak digunakan oleh semua kalangan.
Solusi untuk Kereta Api Subsidi dan Kereta Api Komersial yang Lebih Adil
Penyempurnaan sistem kereta api subsidi membutuhkan perhatian pada dua aspek utama: perluasan jalur dan peningkatan fasilitas. Perluasan jalur kereta subsidi adalah langkah pertama yang krusial agar masyarakat di wilayah yang belum terjangkau oleh kereta subsidi bisa merasakan manfaatnya. Dengan memperluas jangkauan jalur subsidi, mobilitas masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil, akan semakin terbantu, mengurangi ketergantungan pada moda transportasi yang lebih mahal. Hal ini juga akan mengurangi ketimpangan antara wilayah yang terlayani kereta subsidi dengan wilayah yang tidak terlayani.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, peningkatan fasilitas pada kereta subsidi harus menjadi prioritas. Meskipun kereta subsidi bertujuan untuk menyediakan transportasi yang terjangkau, kenyamanan penumpang harus tetap diperhatikan. Mengingat banyaknya penumpang yang berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah, yang sering kali melakukan perjalanan jarak jauh, pembaruan fasilitas seperti penataan kursi yang lebih nyaman, ruang yang lebih luas, serta fasilitas pendukung lainnya akan sangat membantu. Misalnya, penataan ulang kursi dengan jarak yang lebih longgar atau penggunaan kursi yang bisa diatur sandarannya dapat memberikan kenyamanan lebih pada penumpang, terutama untuk perjalanan panjang.
Selain itu, sistem subsidi yang lebih tepat sasaran juga perlu diperhatikan. Beberapa penumpang yang memang membutuhkan kereta subsidi sering kali kesulitan mendapatkan tiket, terlebih pada musim liburan atau hari besar. Penggunaan sistem yang lebih transparan dan adil dalam pembagian tiket, serta pemberian prioritas pada penumpang yang benar-benar membutuhkan, dapat membantu memastikan subsidi sampai pada yang tepat. Program ini juga harus lebih mengakomodasi keberagaman kebutuhan masyarakat, memastikan agar kelompok masyarakat dengan pendapatan terbatas tetap bisa menikmati transportasi murah.
ADVERTISEMENT
Terakhir, kereta komersial juga perlu menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Meskipun kereta komersial menawarkan fasilitas yang lebih baik, harga tiket yang lebih mahal sering kali menjadi kendala bagi sebagian besar masyarakat. Pengaturan harga yang lebih fleksibel atau adanya opsi tarif yang lebih terjangkau bagi kelas ekonomi dapat menjadi solusi agar kereta komersial bisa dijangkau oleh lebih banyak kalangan, terutama mereka yang membutuhkan kenyamanan dalam perjalanan.
Dengan memperhatikan dan menyelesaikan masalah ketimpangan fasilitas serta memperluas akses kereta subsidi, diharapkan bisa tercapai sistem transportasi yang lebih adil dan merata, yang dapat memenuhi kebutuhan mobilitas seluruh lapisan masyarakat tanpa mengorbankan kenyamanan dan kualitas perjalanan.