Prambanan Jazz dan Afgan

Konten dari Pengguna
23 Agustus 2017 11:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari wck tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prambanan Jazz dan Afgan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Rasanya sulit menahan diri untuk tidak ikut mengomentari peristiwa pengusiran Afgan dari atas panggung Prambanan Jazz hari kedua, Sabtu (19/8), apalagi saya berada di lokasi acara ketika momen itu terjadi. Banyak yang kesal, tapi saya lebih memilih menahan diri terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Afgan menuliskan kekecewaannya di laman Instagram miliknya, Ia menyebutkan bahwa promotor lebih menghargai penampilan artis luar, Sarah Brightman, saat itu dibandingkan dirinya, sehingga panitia harus mematikan lampu dan menghentikan penampilan Afgan di lagu kelima.
Sebagai acara tahunan musik jazz berstandar internasional, rasanya terlalu sepele jika panitia tidak bisa mengantisipasi molornya beberapa penampilan musisi/ band. Saya tiba di lokasi Prambanan Jazz sekitar pukul lima sore. Saat itu, tak ada musisi yang tampil, mengacu pada rundown, seharusnya Marcell sudah mulai tampil. Ternyata masih Saxx In The City, yang seharusnya tampil pukul setengah empat.
Saya bilang saat itu, kepada keluarga yang ikut, acaranya ngaret. Tidak langsung masuk ke lokasi Prambanan Jazz, saya memilih berkeliling dulu di sekitar Candi Prambanan. Jeda Maghrib sebentar, Saxx In The City melanjutkan penampilannya. Panitia ketinggalan dua musisi, seharusnya sebelum jeda Maghrib, Rio Febrian dan Marcell sudah tampil.
Penampilan Rio Febrian di Prambanan Jazz. (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Rio Febrian di Prambanan Jazz. (Foto: Munady)
Mulai dari Rio Febrian, Marcell, Naif, dan Tulus terlihat tergesa-gesa saat tampil. Yang saya ingat, Marcell, Naif, dan Tulus mengeluhkan setlist yang terbatas, sehingga ada beberapa lagu yang tidak dimainkan karena permintaan panitia.
ADVERTISEMENT
Saya menaruh curiga setelah penampilan Tulus, tak ada MC yang biasanya masuk untuk mengisi jeda antar musisi, panggung digelapkan, sayup-sayup terdengar Sarah Brightman sudah mulai tampil di panggung special show, yang lokasinya berdekatan dengan lokasi festival. Namun, tiba-tiba Afgan masuk, memulai lagu pertama, sound memang benar-benar mati, bahkan Afgan harus menghentikan penampilannya, Ia bilang ada masalah teknis.
Menunggu ‘masalah teknis’ itu selesai. Afgan menghibur penonton yang hadir dengan bilang, sudah menyiapkan tarian untuk penonton Prambanan Jazz. Alih-alih menghibur, band pendukung dan backing vocal terlihat kebingungan untuk menjalankan instruksi yang dimotori Afgan. Sound kemudian menyala, hingga mulai masuk lagu keempat, lampu dimatikan. Saya malah berpikir saat itu, kalau itu gimmick semata. Dua backing vocal Afgan mengeluarkan gawai mereka dan menyalakan lampu dan mengangkatnya ke atas. Afgan memimpin, dan aksi tersebut diikuti oleh penonton yang hadir.
ADVERTISEMENT
Titik klimaks yang tidak mengenakkan kemudian terjadi. Memasuki lagu kelima Afgan diusir dari panggung. Panitia cuma bilang, sampai ketemu di Prambanan Jazz hari ketiga, Minggu (20/8). Sementara itu, Sarah Brightman tetap menghibur penonton di panggung special show.
Atas kejadian itu, banyak penonton pulang dengan kecewa. Tak sedikit yang mengumpat kesal. Termasuk saya. Jauh-jauh datang ke Prambanan Jazz, tapi cuma disuguhkan acara yang tak lebih baik dari Pensi SMA. Sudah mengecewakan penonton, ditambah mengusir artis pula.
Molornya acara dan pengusiran Afgan adalah wujud ketidakprofesionalan promotor untuk mengorganisir acara. Kalau dari beberapa musisi sebelum Afgan saja merasa setlist mereka dikurangi, maka sebenarnya dari awal pun panitia khawatir ketika Sarah Brightman tampil, panggung festival belum selesai sesuai jadwal. Manajemen Sarah Brightman tentunya menginginkan penampilan Sarah steril dari suara apapun. Apalagi sound dari panggung sebelahnya.
ADVERTISEMENT
Entah apa yang terjadi di belakang panggung. Kalau panitia berani bilang ke manajemen Afgan untuk tidak tampil, maka sebenarnya panitia pun sudah diwanti-wanti oleh manajemen Sarah, apabila penampilan Sarah tidak steril dari suara apapun, maka Sarah akan membatalkan penampilannya di Prambanan Jazz. Lagi-lagi ini hanya asumsi saya.
Afgan. (Foto: Munady/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Afgan. (Foto: Munady/kumparan)
Afgan memaksa tampil, sound dimatikan, lampu dimatikan, Afgan diusir. Penonton festival dan Afgan kecewa. Mengenai pengusiran Afgan di atas panggung Prambanan Jazz sudah banyak diulas oleh banyak media. Sayang sekali, daya magis Candi Prambanan untuk menarik banyak penikmat musik dicederai oleh promotor yang tidak bertanggung jawab. Walaupun pihak promotor akhirnya meminta maaf atas peristiwa tersebut, tentunya meminta maaf adalah persoalan lain dibandingkan kekecewaan yang sudah terjadi.
ADVERTISEMENT
Saya cuma mau mewanti-wanti promotor Prambanan Jazz dari sekarang, acara sampeyan selanjutnya kan Konser Dream Theater akhir September di Stadion Kridosono, jangan sampai berantakan lagi seperti penyelenggaraan Prambanan Jazz, saya cuma khawatir nanti bakal ricuh. Kalau Afganisme melakukan perundungan di media sosial kalian, kalau anak metal, yaudahlah yah tahu sama tahu.
Sialnya, saya juga berencana hadir di Konser Dream Theater nanti. Kalau harus patah hati dua kali, saya cuma berdoa, semoga CEO Rajawali Indonesia, Anas Syahrul Alimi, enggak cuma bisa cengengesan ketika lampu rumahnya dimatikan semena-mena oleh PLN.